Judul : Sukses Bekerja Dari Rumah
Penulis : Brilyantini
Editor : Herlina P. Dewi
Desain Cover : Teguh Santosa
Penerbit : Stiletto Book
Terbit : Januari 2015
ISBN : 978-602-7572-35-5
Buku ini cukup mampu membuah dahaga saya akan jurus-jurus bekerja dari rumah itu hilang. Bagaimana tidak,hampir
setahun ini suasana kantor semakin tidak nyaman. Meskipun posisi saya yang kata
teman-teman disini sudah enak, tetapi tetap saja hati tidak bisa dibohongi.
Kebijakan manajemen yang semakin aneh dan diskriminatif membuat saya sadar,
kantor ini perlahan sudah mulai “beracun”. Sudah berkorban perasaan dengan
menitipkan anak kepada ART, sesampai di kantor suasana sudah tidak nyaman.
Saya
pun menargetkan untuk dapat bekerja secara mandiri di rumah. Saya sadar ini
bukan hal mudah, dari sekarang saya harus terus menggali ilmu tentang bagaimana
cara kerja seorang freelancer itu. Dan buku ini adalah salah satu rekomendasi
yang tepat untuk saya dan semua perempuan yang memiliki permasalahan yang sama.
Buku
ini menjelaskan secara detail langkah-langkah yang harus kita siapkan sebelum
kita benar-benar terjun menjadi freelancer. Persiapan-persiapan itu antara lain
adalah:
1. Pengenalan Medan
Pengenalan medan ini lebih ke arah pengenalan diri sendiri. Apakah kita memang mumpuni menjadi seorang pekerja lepas?
2. Bekali diri Anda
Persiapan diri mulai dari keteraturan kerja, kondisi tubuh yang segar, dan manajemen waktu. Disini pola pikir saya menjadi terbuka bahwa meskipun bekerja di rumah tampil rapih itu tetap penting.
3. Jangan Lelah untuk Belajar
Seorang freelancer bukan seorang pekerja yang seenak-enaknya. Kerja keras itu justru menjadi hal wajib. Karena penentuan sukses atau tidaknya kita menjadi freelancer adalah diri kita sendiri.
Kalimat favorit saya dalam buku ini :
1. Pengenalan Medan
Pengenalan medan ini lebih ke arah pengenalan diri sendiri. Apakah kita memang mumpuni menjadi seorang pekerja lepas?
2. Bekali diri Anda
Persiapan diri mulai dari keteraturan kerja, kondisi tubuh yang segar, dan manajemen waktu. Disini pola pikir saya menjadi terbuka bahwa meskipun bekerja di rumah tampil rapih itu tetap penting.
3. Jangan Lelah untuk Belajar
Seorang freelancer bukan seorang pekerja yang seenak-enaknya. Kerja keras itu justru menjadi hal wajib. Karena penentuan sukses atau tidaknya kita menjadi freelancer adalah diri kita sendiri.
Jenis-jenis
pekerjaan apa saja yang bisa dilakukan di rumah? Jawabannya banyak sekali.
Mulai dari penulis, pemusik, pembuat film, fotografer, editor, konsultan, penerjemah,
desainer grafis, public relation, multi level marketing, event organizer, guru
privat, dll. ataupun berbisnis seperti membuka salon, bisnis makanan, atau
pekerjaan online yang banyak sekali jenisnya. Semua diterangkan dalam buku ini.
Lalu,
kapan kita dapat memulai untuk menjadi freelancer atau pebisnis? Secepatnya, ketika semuanya sudah siap.
Jangan langsung memutuskan resign dari kantor, kalau pekerjaan penggantinya
saja masih belum jelas. Yang pasti semua jenis pekerjaan yang akan digeluti di
rumah harus juga memiliki goal setting.
Sebagai
freelancer atau pebisnis diharuskan memiliki tujuan dan target. Metode Analisa
SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threat) dapat digunakan dalam
menggambarkan kekuatan dan kelemahan kita. Metode ini dapat membantu kita
membuat strategi marketing yang terarah dan tepat sasaran.
Rumahku,
Kantorku
Setelah
konsep dan persiapan diri untuk bekerja dirumah diulas panjang lebar. Selanjutnya di buku ini
membahas juga mengenai sudut rumah yang dijadikan tempat bekerja. Point-point apa
saja yang menjadi pertimbangan dalam menentukan ruang kerja. Juga hal-hal
menyangkut teknis pekerjaan yang perlu diperhatikan. Semua dikupas tuntas dalam
buku ini.
Ada hadiah menarik pada bagian akhir buku ini yakni “Inspirasi dari Para
Pekerja Lepas.” Ada beberapa pengalaman yang di share dari perempuan-perempuan
hebat yang sukses bekerja dari rumah. Semua cerita yang di share sukses
memotivasi saya untuk dapat mewujudkan impian untuk sukses bekerja dari rumah.
Kalimat favorit saya dalam buku ini :
“Semua
jenis pekerjaan ada risikonya. Tetapi jika kita tidak pernah berani mengambil
risiko, kita tidak akan pernah kemana-mana” (hal. 29)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar