Pembunuh Kesenangan


Saatnya pekerjaan dilempar ke ruang singgah sementara…

Memilih tempat yang nyaman untuk makan siang hari ini. Rasanya penat menyelimuti ruang kepalaku. Aku butuh terapi air. Setu babakan dalam sketsa. Hamparan air tenang di cawan danau. Berbisik angin semilir mengajak kantuk, amboi suasana teduh. Perutku meminta haknya diisi masak lauk nasi dan segelas air pelepas dahaga
Ku hantarkan kaki ke pondok makan langgananku. Duduk bersandar di kursi kayu tua. Memasang mata jauh memandang keindahan danau. Berkali-kali menyapu lukisan alam itu. Subhanallah…. Sambil terayun-ayun membaca status fb di layar BB baruku.
Menit-menit berlalu dengan irama yang menyenangkan. Perutku sudah tersenyum, penatku pun mulai memudar.

Namun,
Di menit kemudian, sesuatu merusak pesta kecilku hari ini. Sosok pria yang sangat ku kenal memarkirkan motor gedenya, om ku menggandeng mesra seorang wanita , bukan tanteku. Mataku terbelalak, aku panik. Segera aku balikan wajahku bergeser dan bersembunyi di balik sekat bambu. Ku lunaskan semua pesta ku ini. Dan mencuri-curi kesempatan untuk menjauh. *Teringat cerita tanteku, dengan isak tangis dan tubuh penuh luka dia mengadu tentang perlakuan suaminya yang kasar.

Kutarik nafas lega, menjauh dari mereka tanpa perlu diketahui. Yakinku. Segera ku gas motor matic ku pergi menjemput ruang sementara yang tadi kutitipkan pada angin.
Kembali  dalam rutinitas pekerjaan. Mulai ku setir kembali fokus di titik ini  menafikan penghancur pestaku.

BB ku bernyanyi, avril lavigne  - when you’re gone. Sms masuk, kubaca dengan malas : “ tadi gue liat lo. Awas lo kalo lo berani ngadu sama rana, gw bunuh lo !!!”
*Teng… Tante rana sering juga cerita, suaminya itu juga sering mengancam untuk membunuhnya.
 “huaaa psikopat gila!"

Wilda Hurriya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar