Curhatku Tentang si Karang


https://pixabay.com/id/photos/laut-mengalir-karang-batu-pantai-3025268/



Apakah tumbuh dari sebuah karang atau air yang membeku?

Pertama kali hanya untuk menghargai
Namun selanjutnya menjadi sebuah pelabuhan emosi
Tempat singgahnya air mata, marah, dan ceria

Tak ubahnya permainan waktu yang misterius atau sekedar fenomena biasa
Ukiran sebuah persahabatan yang entah akan selalu bermusim
Atau hanya pelengkap cerita dunia
Namun semua tak lepas dari ketidakabadian dan akan menjadi kenangan

Semua ini hanya sebuah perjalanan yang berliku-liku dan panjang
Kan terekam pada sebuah catatan di lembaran buku harian

Apakah tidak ada makna yang lebih bergaris?
Tentu saja ada!

Fana mengajakku ke dalam putaran roda
Terkadang di bawah terkadang di atas
Hari ini suka, esok duka
Dan berselimut kebersamaan

Ribuan makna dalam terangnya cahaya matahari
Arti hidup yang lepas dari kesendirian
Lalu apa yang lebih berarti dari semua ini/

Saat terjaga dalam suka yang sebenarnya
Hanyakah semua ini sebuah perbandingan
Atau hanya sekedar permainan

Katakana dengan fitrah yang kau miliki
Apa arti semua ini? Kebersamaan dengan segala pelengkapnya, bagimu apa?

Mungkin aku terlalu menuntut kesempurnaan
Namun hari nurani ini tidak dapat tertipu
Dia lebih melihat dari mata yang ditegakkan

Dan semua nyata mengatakan lebih dalam
Dari yang sesungguhnya, maka semua bukannya  yang satu

Lalu, sudahkan semua ini?

Empat masa dengan musimnya yang selalu berganti
Hari-hari kita pun ikut berganti bersama senja
Dengan nyanyian merdu yang semakin terpatri
Kitapun meraja dalam waktu

Dan semua menjadikan kau yang lebih nyata
Namamu terbingkai dalam alam fikir untuk menyambut esok
Hembusan nafasmu menutup ketakutanku

Kebaikanmu mengalahkan sebagian egoku
Kepolosanmu mengukir senyumku
Dan keras kepalamu adalah dirimu yang tak terganti


Kau adalah karangku yang polos

Wilda Hurriya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar