Lagi-lagi sebuah tanya yang diselumuti ketakutan
Aku berjalan di belakangmu dengan ragu
Namun apa semua terhubung dengan masa kini
Dan waktupun mengajariku tentang sebuah
keberanian
Tak hiraukan resah, takut, dan aneh yang
berkecamuk
Semua harus terungkap bersama pengorbanan
Dalam kurun waktu yang tak kenal sesal
Senjapun memberiku satu ruang untukmu
Untuk mengenal lebih dalam arti hitam
Dan mencoba melukiskannya di lembar putih yang
dalam
Semua pun berjalan pelan
Mungkin semua tak serumit yang kubayangkan
Namun tak terhindarkan rasa yang memang sulit
melebur
Menyatu dalam bingkisan perjalanan
Dan menjadi kebersamaan yang hampa
Karang di lautan masih dihempas ombak pasang
surut
Pasir berdesir melengkapi nyanyian biru
Kapalpun mengalah pada pesisir pantai dan menepi
Tapi aku disini, tetap tak ingin pergi
Walau sakit terus merajai hari
Daub-daun berguguran melepas masanya
Semua jatuh dengan layu bersama perintah waktu
Bukan ingin sang kayu untuk meraja
Sekedar ongkos untuk pengorbanan
Dia hanya pinta satu kejujuran
Kembali ku reguk dua sisi yang bermakna
Kembali pula ku genggam rahasia yang tak pernah
kubagi dengan kemunafikan
Hingga kafan membungkusnya
Maaf jika rasa untuk memiliki tak pernah ada pada
aku
Namun yang lebih dalam bukanlah itu
Melainkan jiwa yang selalu berdoa demi kebaikan
Tak ada yang berubah dan semua tetap sama
Menjalani untuk memenuhi penyesuaian
Dan tetap aku malas untuk bersuara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar