Keangkuhan Musim

https://pixabay.com/id/photos/musim-gugur-daun-alam-jatuh-6752841/


Gerak lembut yang tak terlihat oleh mata orang asing
Ketidakpekaan atas ketidakpekaan
Musim dengan segala keangkuhannya
Terus berperan sebagai penjaga cinta

Masih dengan senyum yang bersembunyi
Engkau bergerak dalam ruang yang dingin
Engkau bermimpi dalam tidur yang nyata
Engkau bermain dalam taman birumu
Engkaupun merangkul lautan
Yang akhirnya akan menenggelamkanmu

Entah waktu yang mana yang memperkenalkanmu
Semua yang kupikir sudah tertata, ternyata sama sekali belum menyentuh
Hingga akhir perjalanan musim yang luluh oelh senja dan kebersamaan

Kita tertawa dalam kemarahan
Terus hingga singgah di pelabuhan kebutuhan
Akankah semua buyar dengan kebosanan
Atau memang sudah tak ingin

Tahukah engkau…
Bagiku kau adalah sebuah buku dengan 101 halamannya
Namun hanya menuliskan 2 paragraf
yang masing-masing membicarakan tentang panas dan dingin
kobaran dan gemercik, membakar dan membanjiri
dan tahukah engkau
Bagiku kau juga sebuah tanda Tanya
Tanda tanya tanpa sebuah pertanyaan

Kuburan yang masih basah
Baru kemarin tangis itu mati
Kini luapan bara dari pikir dan rasa
sudah tak tertahankan

Kau pun melangkah laksana hakim tanpa sebuah perkara
Kau adili aku kala jiwamu tak satu
Hingga takkan pernah adil dalam masa, musim dan waktu

Entah…
Dengan kerutan di kening dan topangan dagu oleh kedua tangan
Menggambar rasamu, menyelidik kasihmu, menggenggam pengertianmu
Pada ruhku yang masih didepanmu

Adakah itu semua ku temui
Dapatkan aku mejamah harimu
Yang dulu dan kini
Rasa, kasih, pengertian
Seorang asing terhadap orang asing

Kamar pikir yang luas untukku
Masihkah ada?
Geramku menyimpan baris syair tak bernada
Begitu peluhpun menjadi tamu yang tak diundang

Mataku menangis
Mulutku bersua
Aku sakit
Bagiku perih tergores belatimu
Kau takkan mampu mengerti
Mungkin karena kau memang tak ingin mengerti

Terserah…
Hinalah aku, cacimakilah aku, goyangkan ketegaranku
Robohkan jasadku, kalau perlu bunuhlah aku
Dan itu lebih baik dari ukiran pilu oleh pengetahuan seni pahatmu



Wilda Hurriya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar