Terangkai dalam dirimu pandangan pagi yang sejuk
Namun itu hanya sebuah kesan
Tak begitu pada masa yang paling dalam
Pikirku kau menyembunyikan matahari
Tapi tidak terlalu penting pada bumi yang masih
bermain dengan diriku yang terlanjang
Dan aku cukup puas dengan nafas pada senja
yangkian memerah
Aku bersahabat dengan waktu
Yang selalu meraja dan mengajar
Terus tanpa henti dan pamrih
Sampai aku masuk dalam bab cinta
Waktu berkata
Pada musim tertentu cinta melukis istana
Namun semua hanya hampa pada musim yang lain
Mungkin matahari selalu menepati janji kicauan
burung yang bernyanyi
Seperti halnya bulan yang setia pada burung gagak
atau sebaliknya
Dan mungkin kau tak pernah menyembunyikan
matahari dari pagiku
Mungkin ia tersembunyi atau bersembunyi oleh
hujan atau malam
Lalu apakah sejuk dalam kesan itu adalah hujan
Atau hanya malam yang tak sing dengan dingin
Sudahlah…
Aku tidak terlalu pandai mengartikan matahari
Mungkinkah aku lebih sering bercakap dengan senja
Dan mulai terlelap dengan pulangnya elang ke
barat
Tanda Tanya yang jelas bertuan
Namun tak satu tamu pun yang menjawab
Mengapa praktek selalu dekalahkan dengan teori
Dan mengapa ucapan kau jadikan perlindungan
Setelah waktu mengajariku
Aku tak bisa tidak perduli
Aku ingin kau tetap melangkah dengan perjuangan
Namun apa dayaku dengan segala kelemahan
Aku pun tak bisa berkutik akala racun cinta sudah
mengetuk jantungku
Masih ada penawar dan masih ada cinta
Makan kita masih sempat menggenggam cinta yang
sebenarnya
Dulu kulihat dirimu sekedar bergelut dalam hak
dan kewajiban
Tapi lagi lagi waktu menjelaskan
Kalau itu semua adalah kebodohan yang menyedihkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar