Kebodohan yang Menyedihkan

https://pixabay.com/id/photos/payung-cuaca-hujan-latar-belakang-4692572/


Pekatnya malam menggenggam kebersamaan
Terangkai dalam dirimu pandangan pagi yang sejuk
Namun itu hanya sebuah kesan
Tak begitu pada masa yang paling dalam

Pikirku kau menyembunyikan matahari
Tapi tidak terlalu penting pada bumi yang masih bermain dengan diriku yang terlanjang
Dan aku cukup puas dengan nafas pada senja yangkian memerah

Aku bersahabat dengan waktu
Yang selalu meraja dan mengajar
Terus tanpa henti dan pamrih
Sampai aku masuk dalam bab cinta

Waktu berkata
Pada musim tertentu cinta melukis istana
Namun semua hanya hampa pada musim yang lain

Mungkin matahari selalu menepati janji kicauan burung yang bernyanyi
Seperti halnya bulan yang setia pada burung gagak atau sebaliknya

Dan mungkin kau tak pernah menyembunyikan matahari dari pagiku
Mungkin ia tersembunyi atau bersembunyi oleh hujan atau malam

Lalu apakah sejuk dalam kesan itu adalah hujan
Atau hanya malam yang tak sing dengan dingin

Sudahlah…
Aku tidak terlalu pandai mengartikan matahari
Mungkinkah aku lebih sering bercakap dengan senja
Dan mulai terlelap dengan pulangnya elang ke barat

Tanda Tanya yang jelas bertuan
Namun tak satu tamu pun yang menjawab
Mengapa praktek selalu dekalahkan dengan teori
Dan mengapa ucapan kau jadikan perlindungan

Setelah waktu mengajariku
Aku tak bisa tidak perduli
Aku ingin kau tetap melangkah dengan perjuangan
Namun apa dayaku dengan segala kelemahan
Aku pun tak bisa berkutik akala racun cinta sudah mengetuk jantungku

Masih ada penawar dan masih ada cinta
Makan kita masih sempat menggenggam cinta yang sebenarnya

Dulu kulihat dirimu sekedar bergelut dalam hak dan kewajiban
Tapi lagi lagi waktu menjelaskan

Kalau itu semua adalah kebodohan yang menyedihkan

Wilda Hurriya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar