Tuhan, Baru saja aku hendak mengeluh kepada hujan
Ia semakin tidak mengenal musim
Kakiku (masih) gatal-gatal setelah membersihkan lumpur
Yang datang bersama gerombolan air berwarna coklat
Namun, Engkau langsung menjawab keluhanku
Sampah yang pernah aku sembarangan membuangnya
Datang kembali kepadaku
melalui banjir ia menyapa
Seperti menjulurkan lidah - meledekku
Bungkusan plastik berwarna merah muda
Masih jelas tulisan nama toko tempat aku berbelanja
Hatiku bergemuruh
Tuhan, jika ada seribu aku yang sembarang ini
Seribu sampah plastik meledek ria di atas air kali yang meluap
Aku malu kepada hujan yang tak bersalah itu
Aku sambut banjir malam ini dengan lelah dan rasa bersalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar