Sumber Gambar : |
"Aduuuh,
perut aku sakit." Baim merintih kesakitan. Sambil
memegang perutnya, Baim mengadu kepada mamanya.
"Perut kamu sakit? Kamu habis makan apa?" Tanya mama Baim cemas.
Baim mengulurkan tangannya yg masih menggenggam buah ceri. "Makan ceri ini
ma."
Pagi tadi,
Baim dan teman-temannya memetik buah ceri dari perkarangan rumah Pak Jenggot.
"Kamu
pasti belum mencuci bersih cerinya." Tegur mama Baim.
"Sudah kok mah."
"Kalau
sudah dicuci tetapi masih sakit perut, mungkin kamu belum izin sama Pak Jenggot
yaa?"
Baim
terdiam, ia tampak malu karena memetik buah ceri Pak Jenggot tanpa izin.
“Aku takut
dengan Pak Jenggot.”
Tadi pagi
Pak Jenggot tidak ada di rumah. Makanya Baim berani untuk memetiknya.
“Nanti kamu
harus minta maaf kepada Pak Jenggot ya, karena memetik buah cerinya tanpa
izin.” Pesan Mama Baim.
Baim hanya
diam.
Keesokan
harinya perut Baim sudah tidak sakit. Ia sudah dapat bermain kembali. Namun, Ia
lupa dengan pesan mamanya untuk minta maaf.
Di lapangan
bermain,
“Praaangg… “
Terdengar suara barang yang terlempar. Beberapa kali suara itu
terdengar.
Suara
tersebut berasal dari rumah Pak Jenggot yang bersebelahan dengan lapangan.
Anak-anak kaget dan melihat ke rumah Pak Jenggot.
"Wah
Pak Jenggot marah-marah lagi, hiiii serem".
Beberapa anak ada yang langsung pergi. Katanya kalau Pak Jenggot sedang marah
berarti sedang kerasukan setan. Baim yang
sedang asyik balapan tamiya, menghentikan permainannya. Ia teringat pesan mama
untuk minta maaf.
"Hei,
kamu sedang apa?" Tanya seorang anak seusia Baim. Baim menengok ke arah
suara di belakangnya.
"Eh,
nggak... aku hanya ingin... lihat-lihat" Jawab Baim Gugup.
Kegugupannya bertambah ketika ia menyadari bahwa anak tersebut datang bersama
dengan Pak Jenggot.
"Ayo
masuk, kalian bisa main di rumah." Ajak Pak Jenggot.
Baim terkejut mendengar ajakan Pak Jenggot. Ternyata Pak Jenggot orang yang
ramah.
"Kenalkan
Nama aku Rio, nama kamu siapa?" Rio mengulurkan tangannya.
Baim
berkenalan dengan Rio, cucu Pak Jenggot.
"Aduh,
pasti ini kerjaan kucing garong itu lagi." Pak Jenggot mengoceh, sambil
membereskan panci-panci yang berantakan di dapur.
Ternyata
yang tadi di dengar oleh anak-anak di lapangan itu panci-panci yang berantakan
karena ulah kucing.
"Buah
ceri segar.. ayo dicicipi." Pak Jenggot membawa semangkuk penuh buah ceri.
Baim jadi
teringat kejadian kemarin. Baim merasa bersalah.
Baim dan Rio
ternyata memiliki kesukaan yang sama dengan tamiya. Baim senang sekali bisa
bermain balapan tamiya dengan Rio.
"Ayo
istirahat dulu, buah cerinya kok belum dicicipi, kamu tidak suka ceri ya
im?" Tanya Pak Jenggot.
Baim gugup.
Ia mencoba untuk menceritakan kejadian kemarin.
"Sebenarnya aku ingin minta maaf kepada Bapak." Baim memberanikan
diri.
Mendengar
pengakuan Baim, Pak Jenggot tersenyum.
"O
ternyata buah ceri itu kamu yang petik ya im, kirain aku si kucing garong...
hahaha." Rio tertawa lucu.
"Iya,
aku minta maaf ya"
Baim pun
pulang dengan hati lega dan senyum mengembang. menceritakan kejadian tadi
kepada mama.
"Mama bangga sama kamu im, kamu berani jujur."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar