1. Introvert (Tertutup)
2. Ekstrovert (Terbuka)
3. Ambievert (Kombinasi Keduanya, Moody)
lebih detail mengenai pengertian kepribadian diatas bisa baca disini.
Saya termasuk yang Ambievert, perpaduan dari Introvert dan Ekstrovert. Namun orang-orang Ambievert pun pasti memiliki jenis yang lebih dominan. Jarang yang 50:50. Dan yang mendominasi saya adalah yang Introvert. Meskipun pernah mengalami masa dimana Ekstrovert-nya yang menonjol.
Jenis kepribadian lainnya dibahas dalam sebuah buku karya Florence Littauer "Personality Plus". yang menggolongkan kepribadian menjadi 4 jenis, yakni :
1. Kepribadian Melankolis
(Mendalam dan penuh pikiran analitis)
2. Kepribadian Koleris
(Bakat dalam hal kepemimpinan)
3. Kepribadian Sanguinis
(Populer dan memiliki kepribadian menarik)
4. Kepribadian Plegmatis
(Pecinta damai dan memiliki kepribadian yang rendah hati)
Saya tipe yang mana ya? bingung juga. Campuran dari keempatnya. entah perbandingannya berapa banding berapa.
Melankolis itu biasanya menghindari perhatian namun memperhatikan orang lain. Biasanya dapat diandalkan dalam menyelesaikan sebuah masalah. Tergantung masalahnya tentang apa dulu kali ya. Cocok bekerja sebagai terapis atau konselor. Karena ia pandai menyelam ke dalam lubuk hati paling dalam. Tsaah... Dan apakah saya melankolis? Iya, bisa jadi. Kalau ada temen yang curhat, saya senang sekali mendengarkan. Diam diam saya meresapi curahan hati mereka dan berempati. Masalah solusi, insyaAllah ada. :D
Kalau Koleris, penuh keberanian, keyakinan, dan berkemauan kuat. Agak suka memaksa, bebas, dan mandiri. Orang-orang tipe ini cocok menjadi pimpinan dalam organisasi atau bisnis. Yang penting jangan otoriter saja ya. Dan apakah saya Koleris? Tidak, tetapi saya pernah jadi ketua organisasi PMR, Mading waktu SMK. Bakat pemimpin mungkin ada, tetapi dalam kondisi tertentu jiwa melankolisnya dapat merusak image kepemimpinannya, hahaha, no perfect!
Lalu Sanguinis, sepertinya ini adalah jiwa-jiwa para artis. Dunia panggung dan hiburan adalah tempat mereka. karena mereka ekspresif, antusias, demonstratif, dan mampu menghidupkan pesta. wah seru sekali orang ini. Saya sanguinis? Tidak, walau ada beberapa teman yang bilang saya itu lucu. ciyuuss?
dan terakhir, Phlegmatis, orang yang menyenangkan, mudah bergaul, pendengar yang baik, perhatian, selera humornya lumayan. Hmm well, saya banget. Saya phlegmatis? Iya. hahaha finally i found my self.
Kesimpulannya, saya itu melankolis-phlegmatis, 30:60, 10 nya kemana? buat koleris sama sanguinis kali ya. 5:5, hahaha bisa gitu???
Anyway, mengenal kepribadian diri sendiri itu penting loh. Bekal untuk kita intropeksi diri dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Misal gini, kebetulan saya ini sedang ada sedikit masalah miss komunikasi dengan seseorang. Sudah lumayan sering terjadi. Dan hal itu dikarenakan saya itu introvert banget. Kalau sedang kesal, saya itu lebih suka memendamnya. Tidak bisa langsung mengungkapkan kekesalan atau kekurang-sukaan saya pada suatu hal. Saya protesnya dengan diam seribu bahasa. Dengan diam jutek tak tertahankan. Dan diam diam juga sampai nangis di pojokan. hiks kasian kasian kasian.
Sebenarnya, sudah dibantu untuk dapat mengungkapkan perasaan kesal itu. Diajak sharing. Tetapi tetap saja pada point utama masalah, biasanya sulit sekali keluar dari mulut itu. Bibir terasa kelu. Dikunci kesal yang sangat. Alhasil saya tambah kesal. dan memanjang umur kesal saya pada orang itu sampai esok harinya. parah.
Nah, sekarang dengan mengenal kepribadian saya. Saya tidak mau berpangku tangan dengan sifat introvert ini. Meskipun saya introvert, saya tetap harus bisa elegan menyikapi sebuah masalah. Saya sedang berusaha untuk selalu langsung mengungkapkan apa yang saya rasakan. Tidak memendamnya. Untuk saat ini baru berhasil dengan cara menulis message. Masih belum bisa bicara langsung. Kalau melalui tulisan, biasanya lebih mengalir.
Hal itupun saya lakukan dalam lingkup kerja. Jika ada suatu masalah, saya lebih suka menulis pesan melalui email ke bos. Bos pun akan membalas; "Baiklah, saya tidak bisa menulis panjang-panjang disini. Besok kita bicarakan saja. Intinya bla bla bla (singkat)." hahaha. Baru deh buat jadwal untuk meeting internal.
Sedikit-sedikit berlatih untuk bisa lebih terbuka, terutama masalah yang menyangkut kepentingan orang lain juga. Jangan sampai orang lain mendapat dampak negatif dari kekesalan kita, misalnya didiamin, dijutekin (Oh maafkan).
Semoga kedepannya, saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. SemangaaaT :)
2. Kepribadian Koleris
(Bakat dalam hal kepemimpinan)
3. Kepribadian Sanguinis
(Populer dan memiliki kepribadian menarik)
4. Kepribadian Plegmatis
(Pecinta damai dan memiliki kepribadian yang rendah hati)
Saya tipe yang mana ya? bingung juga. Campuran dari keempatnya. entah perbandingannya berapa banding berapa.
Melankolis itu biasanya menghindari perhatian namun memperhatikan orang lain. Biasanya dapat diandalkan dalam menyelesaikan sebuah masalah. Tergantung masalahnya tentang apa dulu kali ya. Cocok bekerja sebagai terapis atau konselor. Karena ia pandai menyelam ke dalam lubuk hati paling dalam. Tsaah... Dan apakah saya melankolis? Iya, bisa jadi. Kalau ada temen yang curhat, saya senang sekali mendengarkan. Diam diam saya meresapi curahan hati mereka dan berempati. Masalah solusi, insyaAllah ada. :D
Kalau Koleris, penuh keberanian, keyakinan, dan berkemauan kuat. Agak suka memaksa, bebas, dan mandiri. Orang-orang tipe ini cocok menjadi pimpinan dalam organisasi atau bisnis. Yang penting jangan otoriter saja ya. Dan apakah saya Koleris? Tidak, tetapi saya pernah jadi ketua organisasi PMR, Mading waktu SMK. Bakat pemimpin mungkin ada, tetapi dalam kondisi tertentu jiwa melankolisnya dapat merusak image kepemimpinannya, hahaha, no perfect!
Lalu Sanguinis, sepertinya ini adalah jiwa-jiwa para artis. Dunia panggung dan hiburan adalah tempat mereka. karena mereka ekspresif, antusias, demonstratif, dan mampu menghidupkan pesta. wah seru sekali orang ini. Saya sanguinis? Tidak, walau ada beberapa teman yang bilang saya itu lucu. ciyuuss?
dan terakhir, Phlegmatis, orang yang menyenangkan, mudah bergaul, pendengar yang baik, perhatian, selera humornya lumayan. Hmm well, saya banget. Saya phlegmatis? Iya. hahaha finally i found my self.
Kesimpulannya, saya itu melankolis-phlegmatis, 30:60, 10 nya kemana? buat koleris sama sanguinis kali ya. 5:5, hahaha bisa gitu???
Anyway, mengenal kepribadian diri sendiri itu penting loh. Bekal untuk kita intropeksi diri dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Misal gini, kebetulan saya ini sedang ada sedikit masalah miss komunikasi dengan seseorang. Sudah lumayan sering terjadi. Dan hal itu dikarenakan saya itu introvert banget. Kalau sedang kesal, saya itu lebih suka memendamnya. Tidak bisa langsung mengungkapkan kekesalan atau kekurang-sukaan saya pada suatu hal. Saya protesnya dengan diam seribu bahasa. Dengan diam jutek tak tertahankan. Dan diam diam juga sampai nangis di pojokan. hiks kasian kasian kasian.
Sebenarnya, sudah dibantu untuk dapat mengungkapkan perasaan kesal itu. Diajak sharing. Tetapi tetap saja pada point utama masalah, biasanya sulit sekali keluar dari mulut itu. Bibir terasa kelu. Dikunci kesal yang sangat. Alhasil saya tambah kesal. dan memanjang umur kesal saya pada orang itu sampai esok harinya. parah.
Nah, sekarang dengan mengenal kepribadian saya. Saya tidak mau berpangku tangan dengan sifat introvert ini. Meskipun saya introvert, saya tetap harus bisa elegan menyikapi sebuah masalah. Saya sedang berusaha untuk selalu langsung mengungkapkan apa yang saya rasakan. Tidak memendamnya. Untuk saat ini baru berhasil dengan cara menulis message. Masih belum bisa bicara langsung. Kalau melalui tulisan, biasanya lebih mengalir.
Hal itupun saya lakukan dalam lingkup kerja. Jika ada suatu masalah, saya lebih suka menulis pesan melalui email ke bos. Bos pun akan membalas; "Baiklah, saya tidak bisa menulis panjang-panjang disini. Besok kita bicarakan saja. Intinya bla bla bla (singkat)." hahaha. Baru deh buat jadwal untuk meeting internal.
Sedikit-sedikit berlatih untuk bisa lebih terbuka, terutama masalah yang menyangkut kepentingan orang lain juga. Jangan sampai orang lain mendapat dampak negatif dari kekesalan kita, misalnya didiamin, dijutekin (Oh maafkan).
Semoga kedepannya, saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. SemangaaaT :)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar