Wilda Hurriya
  • Home
  • Review
    • Buku
    • Film
    • Teater
  • Fiksi Mini
  • Puisi
  • Random
  • Family
  • Techno Explorer



Teater Koma merupakan komunitas teater tertua dan terbesar di Indonesia. Tahun ini kembali mempertunjukan Opera Kecoa yang menjadi pertunjukan teater koma yang ke-146.

Pertunjukan yang pernah digelar dua kali, pertama pada tahun 1985 dan yang kedua tahun 2003. Kini 13 tahun kemudian di tahun 2016 ternyata cerita yang diangkat dalam Opera Kecoa masih menjadi refleksi dari nasib rakyat kecil sampai saat ini yang hanya memiliki pilihan untuk menjadi ada atau tersingkir.
1
Share

Di sudut ruangan berukuran dua kali dua meter Ester dan Peter berdebat.

Mereka mempermasalahkan tentang tempat terbaik menyimpan harta karun mereka. Sebagai anak-anak, mereka memang senang sekali bermain. dan berburu harta karun adalah permainan favorit mereka.


"Ester, sekarang tempat ini bukan tempat yang aman untuk menyimpan harta karun kita"

"No, Peter, tempat ini tempat terbaik, bahkan popi momi jarang sekali ke ruangan ini"

"Ah, tetapi aku memiliki firasat buruk tentang ruangan ini, ruangan ini terlalu bersih untuk disebut sebagai Gudang".




"Sejak si Mbok kerja dirumah ini, seluruh ruangan memang selalu bersih. Tetapi dari semua tempat, ruangan ini yang terbaik".

Ditengah perdebatan, dari kejauhan terdengar suara popi momi minta tolong. Ester dan Peter saling melirik. Mereka memasang telinga mereka sambil menebak apa yang terjadi dengan popi dan momi.

Suara kegaduhan semakin terdengar jelas. Suara-suara itu semakin mendekat.
"Anak-anak cepat bersembunyi", Popi dan Momi tiba-tiba masuk ke dalam gudang dengan nafas terengah-engah. 

Belum sempat mereka bersembunyi, si Mbok datang dengan memegang tongkat sapu dan pengki. Dia terlihat sangat siap untuk berburu.

"Walah maaang... disini ternyata tempat persembunyiannya. tolong siapin kantong plastik", si Mbok meminta bantuan rekannya

"Modar maraneh, beurit-beurit"

Ester, Peter, Popi, dan Momi berlarian ketakutan.



-The End-








2
Share


Fa,  daritadi Apak perhatikan kamu melamun saja, ada apa?”

Fa adalah salah satu dari kumpulan kutu-kutu putih yang tinggal di pohon srikaya. Anak kutu dari ketua kutu disana.

Fa memandang lekat mata Apaknya, wajahnya tampak serius, lalu sejurus kemudian memasang wajah melas.

“Apak, aku menginginkan sari ajaib dari pohon ini, tolong berikan aku setetes saja”

Apak Fa terkejut, “untuk apa kamu mengingikan sari ajaib itu? Lagipula umurmu belum cukup untuk menyerap sari itu”

“umur Fa memang belum cukup, tapi Apak bisa menyerap sari itu dan memberikannya ke Fa, kan?”

Kali ini Apak memandangi anaknya lekat, mencoba memahami fikirannya

“Fa ingin pergi kesana”

Fa menunjuk ke arah timur, sepetak taman bunga

“kamu ingin menjadi kupu kupu?” Apak akhirnya menebak inti fikiran Fa

“Aku mohon Apak, ini adalah Hoppu-ku”

Hoppu adalah perayaan bangsa kutu putih bagi anak-anak kutu yang hendak dewasa dan cukup usia untuk menyerap sari-sari pohon tempat mereka tinggal. Sebelumnya mereka para anak kutu boleh meminta sesuatu yang paling diinginkan. Dan Apak mereka harus mengabulkannya.

Biasanya permintaan anak-anak kutu pada acara Hoppu kebanyakan adalah dibuatkan rumah rahasia untuk berlindung agar ia bisa bersembunyi jika ada bahaya. Mereka tidak mungkin membuatnya sendiri tanpa bantuan Apaknya.
Sebagai Apak sekaligus ketua kutu disana, tidak mungkin rasanya menolak Hoppu anaknya sendiri. Itu seperti menentang takdir. Dan hal itu sangat tabu bagi mereka khususnya bagi mereka yang sudah menjadi Apak.

“Baiklah Fa, Apak akan mengabulkan Hoppu-mu, asal kamu berjanji untuk kembali setelah 3 hari”

“Tidak bisakah lebih lama dari itu?”

“Tolong jangan mencoba untuk melebihi masa 3 harimu, atau kamu sama sekali tidak bisa kembali”

 “Baiklah, Fa janji akan kembali setelah 3 hari”



Setelah Fa meminum sari ajaib itu, Fa pun meringis kesakitan. Setengah jam kemudian Fa pun sudah terbang bebas menuju taman bunga yang ia impikan itu.

Fa menikmati masanya menjadi kupu kupu. Terbang bebas kemanapun ia mau. Dan yang paling ingin Fa lakukan adalah bersahabat dengan bunga-bunga. Membantu proses penyerbukan dan melihat mereka bermekaran. Fa pun cepat akrab dengan bunga-bunga juga kupu-kupu yang lain.

Dua hari berlalu, hari terakhir Fa di taman ini. Malam ini Fa harus kembali.
Namun, masalah besar muncul. Bunga-bunga di taman itu layu. Mereka tidak lagi menari-nari bahagia seperti yang sering dilihat Fa dari kejauhan. Saat ini mereka seperti sedang sakit, sekarat.

“Ada yang tidak beres!” , Seekor kupu-kupu besar yang memiliki lima paduan warna di tubuhnya membuka rapat kupu-kupu malam ini.
Fa hanya mendengar sekilas. Ia tidak bisa mengikuti rapat, karena harus bersiap untuk pulang. Ketika hendak terbang, tiba tiba Fa dihadang oleh gerombolan kupu-kupu

“Mau pergi kemana kamu Kupu-kupu terkutuk?”

Fa sangat kaget, kata terkutuk telalu kasar untuk keluar dari mulut kupu-kupu cantik

“A…a…aku hanya ingin pulang”

“Katakan, apa yang telah kamu lakukan pada bunga-bunga ini?”

Fa kebingungan, “Aku tidak melakukan apapun”

“Sudah, kurung saja dulu kupu-kupu terkutuk ini”

Gerombolan kupu-kupu pun mengurung Fa di dalam batok kelapa. Fa tidak memiliki banyak waktu

Hari ketiga pun berlalu, Fa mati dalam batok kelapa. Sedangkan  bunga-bunga di taman kembali hidup bermekaran seperti sedia kala.

Di sudut pohon srikaya, Apak Fa tak henti-hentinya menangis

"Fa, seharusnya kamu hanya menjadi kupu-kupu tanpa bersimbiosis dengan bunga-bunga. Karena sejatinya kamu adalah kutu-kutu bukan kupu-kupu"

0
Share
Berawal dari 2 bulan lalu saat mengganti kacamata minus (-2) saya dengan yang baru. Karena pandangan jauh juga sudah agak kurang nyaman, jadi waktu nge-moll kita (saya dan ay) sempetin mampir ke Optik.

Langsung meluncur ke optik yang mejeng promo kacamata progressive 250k, termurah dari Optik lain yang ngasih harga 300k keatas. Lah kok progressive? memangnya kamu ada plus nya juga? hahaha iyah salah sangka. kita lihatnya progressive tapi otak kita (saya dan suami) ingetnya photogray,  yang gelap kalau kena sinar matahari. ternyata berdua lagi gak mudeng.

Jadilah ke Optik tersebut karena salah sangka itu dan langsung cek kondisi mata. Hasilnya adalah taraaaa mata saya minusnya nambah jadi -3,00 buat kanan dan -3,50 buat kiri. *tarik nafas belum sempat dihembuskan ternyata ada silinder nya juga 0.5 kanan kiri. *OMG

Sedih banget sih karena minusnya nambah plus silinder pula. Gimana inih? saya tuh udah cape pake kacamata. mau kaya dulu lagi sebelum pake. FYI, saya pakai kacamata pas tahun 2011 akhir, pas masuk kerja di tempat baru ini. Yup, sudah hampir 4 tahunan saya berkacamata. Gak terasa, ternyata menyebalkan. Dulu sampai beli kacamata fantasi karena penasaran berkacamata itu gimana rasanya. Eh sekarang dikasih hadiah silinder, bukan fantasi lagi. Tuh rasain dah gimana rasanya? Hiks

Okeh, life must go on. sedihnya disimpan di hati ajah. ini mbak-mbak nya udah gak sabar jualin frame-frame nya. Dan saya naksir sama frame gantung (Frame tanpa bingkai bawah) yang modelnya gede. Duh suka. Tapiiii harganya gak suka. mihil. kemihilan. Sebenarnya sih pas sama budgetnya, tapi budget segitu buat 2 frame. 1 buat kerja, 1 buat gaol. hahay. Ya, jadilah saya lihat sana sini nanya harga ini itu biar pas di wajah kacamatanya dan klik di hati.

Akhirnya 2 kacamata ini yang terpilih:

dokumen pribadi


Setelah itu kita makan dulu di foodcourt sambil nunggu bikin lensanya. Akhirnya pas sejam-an deh lensanya sudah jadi, 2 kacamata baruku siap dipakai. Okeh test test... agak aneh, adaptasi katanya, nanti juga biasa.

Baiklah...

Saya pun pulang dengan riang.


Tetapi masalah datang di kemudian hari, Saya beli kacamata itu kan hari sabtu. Sabtu minggu berjalan normal, pas seninnya nih di kantor. Saat sedang menginput data laporan penjualannya marketing yang isinya angka-angka plus harga-harga aneh dan sebagainya dan sebagainya ituh, saya gak bisa baca, pandangan buram. Mesti lepas kacamata atau tarik kacamatanya ke atas/ke bawah biar bisa kebaca. Duh, ada yang salah nih...

Sore pulang kantorpun saya langsung meluncur ke moll itu lagi. Bukan buat belanja pastinya, tetapi komplain. Saya pun langsung curhat ke mbak-mbak nya itu agar bisa diberikan solusinya. Dan solusinya adalah "Oh kemarin ada silindernya ya, iya mbak biasanya kalau silinder itu adaptasinya agak lama. 2 minggu sampai 1 bulanan bisa." Jadi saya tunggu sampai sebulan dulu nih? kalau masih kurang oke saya balik lagi ya." "Iyah..." "Oke, makasih mbak."


Sedikit kecewa, namun harus tetap ter-se-nyum :) sebulan gak lama kok, paling kerjanya agak sedikit terganggu sajah.

Karena sudah mau liburan lebaran pula, jadi yaa sepertinya adaptasi ini akan lebih panjang. Mudah-mudahan menyenangkan


Liburan panjang pun usai. Kembali ke kantor, kembali ke komputer, kembali ke data, kembali pusing lagiii. Ini kacamata benar-benar menguji kesabaran saya.
Tanggal 10 Agustus kemarin pun saya cuti kerja, karena badan juga kurang oke pas paginya jadi ya cuti sajalah sekalian. 


Saya pun mau komplain lagi ke Optik tersebut. Adaptasinya sudah lebih dari cukup. Tidak ada perubahan. Kirain kalau komplain kesana, bisa gratis kalau pasang lensa ulang. Ternyata enggak. tetap bayar. Saya minta silindernya untuk dihilangkan saja. Informasi dari misua yang sempat ke Optik M***w*i yang terkenal itu, untuk silinder 0.5 sih biasanya tidak diberikan. Karena akan banyak keluhan sedangkan tidak masalah jika tidak diberikan. Masih batas normal mungkin ya.

Ih, padahal kalau silindernya waktu itu tidak dipakai, harganya bisa lebih murah tuh. Ah memang dasar deh ya... Ikhlaskan saja. Yang sudah terjadi biarlah terjadi. Bisa jadi pelajaran kan? Iyaaa

Pas dicek dengan lensa tanpa silinder, benaaar saja. membaca pun menjadi jelas tanpa harus membuka atau menggeser-geser kacamata ke atas/bawah. Seperti kacamata minus 2 saya yang sebelumnya. Tidak ada masalah. Tetapi karena sudah kecowa dengan pelayanan yang kurang maksimal, jadi saya tidak ganti lensa disana. Cari ke tempat lain, siapa tahu lebih murah. hehe

Mencari dan terus mencari, akhirnya ketemu Optik dekat kantor lama. Harganya murah. cuma 60k dikali 2 kacamata cuma 120k, yippiii. Karena kacamata yang 1 dipakai, jadi saya kasih 1 kacamata dulu. dihilangin silindernyaa. karena tidak bisa ditunggu, jadi esok harinya baru deh kacamatanya bisa diambil dan ditukar dengan yang dipakai. Sip, senang sekali rasanya.

Tetapiii, ternyata masalah belum selesai. Dipakai untuk membaca, kacamata yang notabene sudah dihilangkan silindernya ini masih belum bisa digunakan untuk membaca. masih buram. dan saya masih harus lepas copot ini kacamata kalau mau baca atau buka message WA/BBM. parah.


Perjalanan kacamata ini belum selesai rupanya. Saya pun menelpon ibu-ibu Optik tempat saya ganti lensa. Pas saya ceritain, si Ibu bingung. Katanya sudah gak pakai lagi silindernya. Kok tetap sama yaa? Ya sudah deh, akhirnya pulang kerja saya janjian kesana biar dicek lagi. Sesampainya disana, si Ibu tambah bingung karena minusnya diturunin tetap sama, minusnya dinaikin tetap sama, dipakai silinder tetap sama, tidak pakai juga sama. Saya tuh makin bingung. karena pas cek lenca minus tanpa silinder di Optik pertama tempat saya bikin kacamata tuh bisa buat baca. Kok ini beda ya hasilnya. Pusinggg...

Si Ibu sampai telepon anaknya yang di Bali. Usaha Optik juga disana. Hihihi, masalah mata saya sampai ke Bali. Saya pun bicara langsung dengan anaknya itu. Daan, ternyata solusinya diberikan plus 1. Jadi -3,00  kanan dan -3,50 kiri itu masing-masing diberikan plus 1. dan hasilnya adalah taraaaa membaca jelas, jarak jauh pun okeh.

Umur masih muda tapi sudah ada plus nya? Waduh gimana inih? Artinya saya memang harus pakai kacamata Progressive. Oh Tidaaaakkk... katakan bahwa ini cuma mimpi. *lebay.

Sampai di rumah saya ambil lagi kacamata minus 2 sebelumnya. 


Daaann, saya membaca dengan normal. Jelas. Tidak perlu lepas pasang kacamata atau geser ke atas/ bawah lagi. Hanya memang jarak jauh hanya sampai 4 meteran lah, lebihnya sudah tidak jelas. Tetapi ini baca jelas kok. berarti kan tidak perlu progressive kan? (masih mencoba menyangkal) :D

Akhirnyaaa, saya akan coba bertemu dengan spesialis mata saja. Agar tidak menduga-duga lagi. Lebih tepat kan? Tinggal atur jadwalnya, kapan? dimana? mau pakai asuransi atau mandiri? hihohi.

Tunggu cerita selanjutnya, Apakah saya memang harus pakai progressive atau tidak?

Oke, sekarang kita tinggal menarik kesimpulan. Kesimpulannya adalah Tips ketika hendak memerika mata dan akan berkacamata :


1.  Pilih Optik yang sudah diketahui kualitas pelayanan dan hasilnya. Ini bisa referensi dari keluarga, teman, saudara. Jadi yang baru banget ke Optik, coba tanya-tanya dulu sama keluarga terdekat. Siapa tahu ada yang punya referensi yang oke.

2.  Maksud cari referensi juga mengarah kepada budget. Pasti kita semua tahu Optik terkenal yang mahal ituh. Ada kok (banyak) Optik yang tidak terkenal tetapi kualitasnya juga oke. Nah siapa tahu teman kamu tahu. Ayo banyak nanya.


3.  Setelah menjalani pengecekan mata, pastikan bahwa semua keluhan tersampaikan. Jangan bilang sudah nyaman, padahal masih kurang dikit lagi nyamannya. katakan yang sejujurnya saja

4.  Kalau sudah tahap pasang kacamata baru. Test jarak pandang jauh dan dekat. Ingat ya, buat yang minus jarak dekat seperti membaca juga perlu di test. Ini nih yang tidak saya lakukan di awal, jadi harus berbulan-bulan berkacamata dengan tidak nyaman.

5.  Pilih kacamata sesuai kebutuhanmu. Dan pilih bingkai kacamata sesuai dengan bentuk wajah dan warna kulitmu. Biar kece gituuu.

6.  Jagalah kesehatan matamu selagi belum bermasalah. kalau sudah minus susah euy di normalkan lagi. Apalagi tiap hari berkutat dengan komputer. Weleh-weleh malah minus nambah.


1
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah (Rumi) 
        hurryawilda [at] gmail [dot] com

Follow me

  • facebook
  • pinterest
  • twitter
  • instagram

Labels

Buku (6) FaMiLy (9) FiksiMini (16) Film (1) PuiSI (25) RanDoM (21) Review (8) Teater (2) TechnoExplorer (4)

Arsip Blog

  • ►  2024 (2)
    • September (2)
  • ►  2022 (1)
    • Januari (1)
  • ►  2021 (17)
    • Desember (11)
    • November (2)
    • Januari (4)
  • ►  2020 (5)
    • Oktober (1)
    • Agustus (1)
    • Februari (3)
  • ▼  2016 (4)
    • Desember (1)
    • Agustus (2)
    • Maret (1)
  • ►  2015 (31)
    • Desember (1)
    • November (1)
    • Agustus (3)
    • Juli (4)
    • Juni (2)
    • Mei (3)
    • April (8)
    • Maret (8)
    • Februari (1)
  • ►  2014 (15)
    • September (1)
    • Juli (13)
    • Februari (1)
  • ►  2013 (7)
    • Desember (1)
    • November (3)
    • Oktober (3)
  • ►  2012 (3)
    • Desember (3)
  • ►  2011 (2)
    • Juni (1)
    • Mei (1)

Popular Posts

  • Rumus Excel Tidak Sama Dengan Hasil Kalkulator
    Hi,  Kamu pernah pakai microsoft excel 2007? Pernah mengalami hal seperti saya? yaitu, hasil di rumus excel tidak sama dengan dengan hasil...
  • Balada Mata Minus-Silinder
    Berawal dari 2 bulan lalu saat mengganti kacamata minus (-2) saya dengan yang baru. Karena pandangan jauh juga sudah agak kurang nyaman, jad...
  • Melacak Keberadaan HP Android
    Kenapa HP Andro kita harus dilacak? Bisa jadi ketinggalan, ada yang ngumpetin, lupa naro dimana, dicopet, dirampok, dicuri (Mudah-mudahan ...
  • Kenang Bidari
      pic source   “Kriiikk… duk”, suara pintu terbuka dan tertutup kembali. Pak Umar yang sedang mengepel teras kelas kaget. Ia langsung...
  • The Proposal
    Sumber Gambar : Kata teman-teman saya, posisi saya dikantor sudah enak, sudah nyaman. Masa sih? kok saya tidak merasa begitu ya. ...
  • Sang Mantan
    sumber gambar Pesona kota yang dijuluki paris van java ini memang mampu memanjakan mataku namun hati ini tetap saja sama, hambar. Set...

Total Tayangan Halaman

FB Page

IG: @wildahurriya

Twitter

Tweets by hurriyawilda
Copyright © 2015 Wilda Hurriya

Created By ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates