Tagline hidup saya setelah melahirkan anak adalah #SemangatmengASIhi. Alhamdulillah meskipun menjadi "Working Mom" ASI eksklusif dapat dilaksanakan dengan lancar.
Anak mengalami proses tumbuh kembang dan tidak terasa (kata orang yang lihat) anak sudah berusia 2 tahun. Tagline hidup pun berganti menjadi #Semangatmenyapih :D
(ini cuma tagline sampingan, tagline hidup utama sih "Segera Lunasi KPR" hahaha)
Kembali ke #Semangatmenyapih
Saya mau sharing perjuangan menyapih anak dengan cinta. ya, Cinta versi saya tetap ada ngomel2 nya sih. maafkan Bunda, ya Nak.
Menyapih anak dengan Cinta Versi saya;
Menyapih anak dengan Cinta Versi saya;
1. Sounding tipis 1-2 bulan sebelum anak berusia 2 tahun
"De, InsyaAllah sebentar lagi Ade berusia 2 tahun, Ade sudah besar ya"
"Kalau sudah besar, tidak mimik bunda lagi"
"Mimiknya nanti di botol aja atau di gelas ya"
"Kalau sudah besar, tidak mimik bunda lagi"
"Mimiknya nanti di botol aja atau di gelas ya"
kata-kata semacam itu, bagaimana pun redaksinya, intinya si anak sudah dikasih bocoran tentang rencana menyapih kita
2. Sounding-an nya mulai lebih sering ketika sudah berusia 2 tahun
Saya berencana menyapih di usia 2 tahun lebih, bukan pada usia 2 tahun pas. Jadi bocoran tentang rencana menyapihnya lebih sering diutarakan ke Anak ketika sudah berusia 2 tahun. Saat makan, saat bermain, saat mandi, saat sedang menyusui pun, saya sampaikan hal ini.
Mungkin dia belum memahami secara penuh maksud penyampaian kita, Namun dia dapat memahami, bahwa suatu saat dia harus berhenti mimik (bahasa anak saya untuk menyusu). Bisa juga diberi contoh seperti teman-temannya yang berusia diatasnya (Bisa disampaikan jika ada teman-temannya yang berusia lebih tua darinya)
Mungkin dia belum memahami secara penuh maksud penyampaian kita, Namun dia dapat memahami, bahwa suatu saat dia harus berhenti mimik (bahasa anak saya untuk menyusu). Bisa juga diberi contoh seperti teman-temannya yang berusia diatasnya (Bisa disampaikan jika ada teman-temannya yang berusia lebih tua darinya)
3. Skip waktu tertentu untuk tidak menyusu
Anak saya biasanya menyusu langsung ketika saya pulang kerja, menjelang tidur, sepanjang malam (saat ingin menyusu), dan pagi hari.
yang saya skip adalah ketika pulang kerja, beberapa kali saya coba untuk ganti moment menyusu dengan mengajak anak bermain.
4. Tidak memakai pewarna di putting dan minyak kayu putih
Ada yang berpendapat memakai pewarna untuk menakut-nakuti atau bahan yang pahit agar anak kepahitan adalah langkah kejam dalam menyapih.
Iya, saya setuju untuk tidak memberikan bahan yang pahit seperti brotowali karena anak bisa muntah karena terlalu pahit. Saya menggunakan hanya sedikit minyak kayu putih agar tidak meninggalkan pekat yang lama di mulut.
Saya menahan diri untuk tidak memberikan apapun, tetapi hasilnya nihil buibu.
:(
Pewarna lipstik yang saya gunakan sebagai langkah pertama, hasilnya : Gatot, Gagal Total.
Respon awal saat melihat mimiknya merah (di area sekitar puting), Anak saya agak aneh dan enggan untuk menyusu karena saya bilang, mimiknya sakit.
Saya menahan diri untuk tidak memberikan apapun, tetapi hasilnya nihil buibu.
:(
Pewarna lipstik yang saya gunakan sebagai langkah pertama, hasilnya : Gatot, Gagal Total.
Respon awal saat melihat mimiknya merah (di area sekitar puting), Anak saya agak aneh dan enggan untuk menyusu karena saya bilang, mimiknya sakit.
(Yang mimik sakit ini mohon jangan ditiru yak, tidak perlu berbohong ya, lebih baik katakan kalau mimiknya jadi merah karena Adik sudah besar tapi masih menyusu) -jadi merah karena kita yang warnain
Karena dengan pewarna lipstik, anak saya tidak takut dan tetap menyusu, saya ganti dengan minyak kayu putih.
Saya oleskan sedikit Minyak Kayu Putih ke puting. Anak saya hanya sekali mencoba rasa MKP tersebut, dia langsung melepas puting, ekspresi wajahnya tampak merasakan rasa yang tidak enak, langsung saya berikan air putih.
Dia menjadi kebingungan dan gelisah. Saya informasikan bahwa mimiknya sudah pahit, sudah tidak enak.
Nah, di waktu-waktu ini lah kita harus mengalihkan dengan mengajak bermain. Saat dia ingin menyusu lagi, saya sudah stand by mengoles MKP lagi (diam-diam), Anak saya dengan mencium aromanya saja, dia sudah gelisah. Lama-lama dia mundur teratur :D
Alhamdulillah cara ini berhasil. setelah melewati 3 hari bergadang, karena si Anak nguring mau menyusu tetapi tidak mau karena bau minyak kayu putih.
Karena dengan pewarna lipstik, anak saya tidak takut dan tetap menyusu, saya ganti dengan minyak kayu putih.
Saya oleskan sedikit Minyak Kayu Putih ke puting. Anak saya hanya sekali mencoba rasa MKP tersebut, dia langsung melepas puting, ekspresi wajahnya tampak merasakan rasa yang tidak enak, langsung saya berikan air putih.
Dia menjadi kebingungan dan gelisah. Saya informasikan bahwa mimiknya sudah pahit, sudah tidak enak.
Nah, di waktu-waktu ini lah kita harus mengalihkan dengan mengajak bermain. Saat dia ingin menyusu lagi, saya sudah stand by mengoles MKP lagi (diam-diam), Anak saya dengan mencium aromanya saja, dia sudah gelisah. Lama-lama dia mundur teratur :D
Alhamdulillah cara ini berhasil. setelah melewati 3 hari bergadang, karena si Anak nguring mau menyusu tetapi tidak mau karena bau minyak kayu putih.
:D
5. Berikan hadiah sebagai apresiasi keberhasilan Anak
Keberhasilan menyapih bukan hanya keberhasilan Ibu tetapi juga keberhasilan Anak itu sendiri. Anak sudah berhasil mengendalikan keinginannya untuk tidak menyusu lagi. meskipun dengan penuh drama antara Ibu dan Anak.
Saya berikan hadiah pancingan ikan, mainan yang pernah dia minta tetapi belum terpenuhi.
"Ini hadiah buat adek, karena sudah tidak mimik lagi, selamat ya nak"
oia, Dari sekian cara saya menyapih, ada satu hal lagi yang penting juga nih, yaitu
Komunikasikan dengan anggota keluarga.
Peran Ayah sangat penting dalam menunjang keberhasilan si kecil. Ayah dapat berikan support dengan membantu mengalihkan Anak ketika gelisah saat minta mimik.
Jadi, jangan tiba-tiba menyapih anak sebelum konfirmasi ke Ayah dan anggota keluarga lainnya ya.
***
Keberhasilan menyapih bukan hanya keberhasilan Ibu tetapi juga keberhasilan Anak itu sendiri. Anak sudah berhasil mengendalikan keinginannya untuk tidak menyusu lagi. meskipun dengan penuh drama antara Ibu dan Anak.
Saya berikan hadiah pancingan ikan, mainan yang pernah dia minta tetapi belum terpenuhi.
"Ini hadiah buat adek, karena sudah tidak mimik lagi, selamat ya nak"
oia, Dari sekian cara saya menyapih, ada satu hal lagi yang penting juga nih, yaitu
Komunikasikan dengan anggota keluarga.
Peran Ayah sangat penting dalam menunjang keberhasilan si kecil. Ayah dapat berikan support dengan membantu mengalihkan Anak ketika gelisah saat minta mimik.
Jadi, jangan tiba-tiba menyapih anak sebelum konfirmasi ke Ayah dan anggota keluarga lainnya ya.
***
Lalu, dimanakah letak cintanya?
Jika cinta yang diharapkan adalah dengan tanpa memberikan pewarna atau minyak kayu putih, saya nyerah yak.
Seperti yang sudah saya ceritakan, semua Gagal!
mungkin beda Anak, beda cara juga ya
Cinta yang saya maksud disini adalah ketulusan saya untuk membantu Anak berhenti menyusu. Yang mana saya harus siap untuk bangun malam lebih sering karena anak gelisah. Harus siap, jika sewaktu-waktu Anak jadi lebih rewel. kesiapan-kesiapan lain yang butuh tekad 100%. Dan tentunya butuh Cinta untuk itu
Jika bukan karena Cinta, mungkin saya akan menyetujui saja, tawaran saudara untuk membawa Anak saya menginap dirumah Neneknya selama beberapa hari.
Kondisi tersebut memaksa si Anak untuk tidak menyusu langsung kepada Ibu selama beberapa hari. No way!
Tidak bisa dibayangkan bagaimana gelisahnya si Anak
Tidak mengapa jika saya harus bersusah payah, yang penting Anak tetap bersama kita.
jadi, Bunda...
Yuk, bulatkan tekad untuk berjuang bersama si kecil untuk masa penyapihannya
Semangat Menyapih dengan penuh Cinta :)
Jika cinta yang diharapkan adalah dengan tanpa memberikan pewarna atau minyak kayu putih, saya nyerah yak.
Seperti yang sudah saya ceritakan, semua Gagal!
mungkin beda Anak, beda cara juga ya
Cinta yang saya maksud disini adalah ketulusan saya untuk membantu Anak berhenti menyusu. Yang mana saya harus siap untuk bangun malam lebih sering karena anak gelisah. Harus siap, jika sewaktu-waktu Anak jadi lebih rewel. kesiapan-kesiapan lain yang butuh tekad 100%. Dan tentunya butuh Cinta untuk itu
Jika bukan karena Cinta, mungkin saya akan menyetujui saja, tawaran saudara untuk membawa Anak saya menginap dirumah Neneknya selama beberapa hari.
Kondisi tersebut memaksa si Anak untuk tidak menyusu langsung kepada Ibu selama beberapa hari. No way!
Tidak bisa dibayangkan bagaimana gelisahnya si Anak
Tidak mengapa jika saya harus bersusah payah, yang penting Anak tetap bersama kita.
jadi, Bunda...
Yuk, bulatkan tekad untuk berjuang bersama si kecil untuk masa penyapihannya
Semangat Menyapih dengan penuh Cinta :)