Dia hanya angan-angan, tak nyata, tapi tatapannya syahdu
bagai nyanyian surga yang meninggikan halusinasi.
Kau lebih jauh dari mimpi, lebih dalam dari matematika, lebih melenakan dari syair para Muhibbu.
Malam kembali mencekik akalku hingga kehabisan alasan
menepis bayangan dia yang terjauh dari segala hal yang tak kuasa disentuh,
namun betah tinggal di lubang hasrat
Waraskah aku berselingkuh dengan khayalan
Meski aku mati dalam kenyataan.
Wilda Hurriya Jakarta, 23 November 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar