Hidup Berdampingan Erat dengan Mati

 

https://pixabay.com/id/photos/dedaunan-kering-daun-kering-lembaran-621724/

Pukul 3 dini hari
kandang ayam masih sunyi
terompet fajar mengendap mimpi

Sepasang kakek nenek
dibangunkan semesta oleh janji bisu
memercikkan air wudhu
pada tanaman rindu yang mengering

Sudah hampir tiga tahun
rumah tak dikunjungi anak cucu
pandemik memenjarakan kaki dan hati

Biasanya selagi bumi sehat
setiap hari raya, anak cucu menyeberangi benua
demi untuk memeluk kesayangan

namun, kini mereka tak berani
kini berdiam saja agar tetap aman
meski raja pun tak menjamin
malaikat maut tak mengetuk jendela rumah
meski kau tak beranjak

beruntung teknologi berempati
melalui panggilan jarak jauh
rindu masih bisa diukur
senyum masih bisa direkam
celotehan cucu menjadi nada abadi

Penerbangan sudah mulai dibuka
tak percuma katanya, 
mengantre vaksinasi
esok anak cucu akan terbang
mengunjungi dan memeluk kenangan

Namun, 
sepasang kakek nenek 
yang terjaga dari sebelum subuh
menjadi gusar dikunjungi sore
yang tetap sepi
tanpa kehadiran

Bagai sirine ambulance
yang memecah sunyi dengan duka
melalui udara yang gersang
berita kelam, rapat menjejali nadi
anak cucu berpulang ke sisi Tuhan
dalam kecelakaan pesawat terbang

Wilda Hurriya Bogor, 6 Desember 2021

Wilda Hurriya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar