Mulut ibarat busur panah
tak bisa menarik kembali
kata-kata yang dilepaskan
Caci maki hinggap dengan liar
dari bibir tipis gadis berkerudung jingga
singgah di telinga Jamal, laki-laki berkaos kumal
Kata-kata itu kemudian tenggelam di beranda hati
yang lama jua telah menjadi serpihan
kini, ia kembali retak oleh penolakan cinta
Sedang, jauh di lubuk hati gadis berkerudung jingga
ia pun terjatuh pada senyum Jamal yang mempesona
namun, cinta itu berhenti pada kaos yang melekat
Apakah cintamu semurah itu?
Kaos Jamal memang kumal
tapi dompetnya kini tebal
Sekali lagi, setelah hampir sewindu
hati Jamal terluka
pada senja yang memerah
Tuhan mengirim pesan pada dua insan
Pakaian yang pantas untuk menghargai diri
biarlah cinta memilih jalannya sendiri
Karena mulut badan binasa
karena ucap, raga gadis nelangsa
Selamat pesta patah hati
malam ini
Wilda Hurriya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar