Kapur warna warni menjadi mainan masa kecil
yang menuntun tanganku menggapai asa
menata alfabet ke dalam garis tipis buku tulis
tumbuh berkembang menjadi kata, kalimat, dan mendewasa bagai paragraf kehidupan
yang menuntun tanganku menggapai asa
menata alfabet ke dalam garis tipis buku tulis
tumbuh berkembang menjadi kata, kalimat, dan mendewasa bagai paragraf kehidupan
Lemari nenek pernah kujadikan papan tulis
ia mengomel sepanjang hari, bolak-balik geram
di antara lemari baru dan spidol permanen
aku ketakutan dan kabur pulang ke rumah
waktu itu belum ada twitter atau kanal media
yang menampung aspirasi hingga tumpah luber
cuitan sederhana tentang musim yang kekeringan
aku lepaskan ke dalam sisa kertas belakang buku
impian yang selalu bersembunyi di palung hati
tak bergerak meski poros waktu berputar puluhan tahun
mimpi itu tetap diam dan menunggu gejolak darah mendidih
menggebu bagai pasukan yang ingin menyerbu
Banyak lubang inspirasi kugali dan kutanami doa
menulis dengan cinta, menjadi penulis yang membawa pelita
menuntun insan yang kehausan ke telaga
agar dahaga mereda dan senyum merekah
Wilda Hurriya
Jakarta, 13 Desember 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar