Wilda Hurriya
  • Home
  • Review
    • Buku
    • Film
    • Teater
  • Fiksi Mini
  • Puisi
  • Random
  • Family
  • Techno Explorer
http://weheartit.com

5 tahun mengenalnya selaras dengan pengenalanku terhadap aroma coklat yang selalu ia seduh setiap kali kami selesai bercinta. “Wow besar sekali,” serunya sambil pelan-pelan ia mengupas kulit pisang berukuran jumbo. “Melon ini juga besar,” kali ini aku berseru sambil merapatkan melon itu ke dadanya, membisikan rayuan semanis coklat, turun ke lehernya yang masih menyimpan aroma voyager eau de toilette. Aku mengecupnya mesra, berulang kali.

Seperti menghadiri undangan jamuan peri surga, kami berdua terbang tinggi ke langit ketujuh. Tubuhku dan tubuhnya seperti coklat yang sedang dalam proses temper, meleleh. Bibirku habis dilumat oleh bibirnya yang sensual, berkali-kali sambil tak henti jemari lentiknya meremas-remas paha dan juga bagian diantara kedua pangkal pahaku. Aku mengerang. Dia tersenyum nakal. Aku membalas menindihnya, Ini bagian kesukaannya, kemarin perempuan ini dengan manja memintaku untuk menyusu. 

Malam ini adalah malam perpisahan sementara kami. Perempuan pecinta coklat akut ini pamit pergi. Dia bilang ada urusan bisnis keluarga. “Hanya beberapa bulan sayang, setelah itu aku dan kamu, bercinta lagi,” ujarnya setengah berbisik. Aku hanya tersenyum. “Aku mencintaimu,” aku mengecup keningnya. Dia membalas dengan mengecup bagian dalam pangkal pahaku. Dia melempar kembali piyama yang menutupi tubuhnya, dan kembali menindihku.

9 Bulan kemudian,

Hari yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga, dia menungguku di café favoritnya. Namun, sesampainya disana bukan peluk rindu yang aku terima malah tumpukan berkas aneh. “Masih saja mengurusi bisnisnya,” keluhku dalam hati. Hujan deras mengguyur Ibukota. Petir bersahutan, angin kencang semakin menjelaskan buruknya cuaca hari ini, seburuk perasaanku.

“Berhentilah mengoceh, nanti kamu tambah kurus. Dan kamu, juga suamimu yang sok iye itu jangan pernah menghubungiku lagi.” Lamat-lamat masih kudengar perempuan itu bicara. Setelah aku memutuskan cukup memaki-makinya, membalikkan badan dan berlalu. Pasti dia fikir aku berhenti karena ancamannya itu. Seperti dia mengira aku akan menerima semua alasannya yang tidak masuk akal. Biar saja, buang-buang waktu dan tenaga kalau diteruskan bicara dengannya. Dia tidak cukup cerdas untuk beradu bahasa. Lihat saja, dia ingin coba membalas memaki tanggung benar.

Secangkir coklat panas pelan-pelan habis aku seruput.  Sambil memandangi tampilan mailbox di layar laptop, sesekali aku pelajari berkas yang aku salin tadi siang.

Sent folder;

Dear  Marissa,

Perempuanku yang selalu kurindukan. Maaf atas sikapku tadi. Aku tahu tentang hubungan kerja ayahmu dengan suamiku. Tenanglah, aku akan meminta suamiku mengalah untuk tender itu. Kamu tahu itu mudah saja bagiku. Datanglah ke apartemenku, aku telah menyiapkan cocoa mix untukmu.

With love

Your donna



2
Share
Sumber Gambar :

Saatnya pekerjaan dilempar ke ruang singgah sementara…

Memilih tempat yang nyaman untuk makan siang hari ini. Rasanya penat menyelimuti ruang kepalaku. Aku butuh terapi air. Setu babakan dalam sketsa. Hamparan air tenang di cawan danau. Berbisik angin semilir mengajak kantuk, amboi suasana teduh. Perutku meminta haknya diisi masak lauk nasi dan segelas air pelepas dahaga
Ku hantarkan kaki ke pondok makan langgananku. Duduk bersandar di kursi kayu tua. Memasang mata jauh memandang keindahan danau. Berkali-kali menyapu lukisan alam itu. Subhanallah…. Sambil terayun-ayun membaca status fb di layar BB baruku.
Menit-menit berlalu dengan irama yang menyenangkan. Perutku sudah tersenyum, penatku pun mulai memudar.

Namun,
Di menit kemudian, sesuatu merusak pesta kecilku hari ini. Sosok pria yang sangat ku kenal memarkirkan motor gedenya, om ku menggandeng mesra seorang wanita , bukan tanteku. Mataku terbelalak, aku panik. Segera aku balikan wajahku bergeser dan bersembunyi di balik sekat bambu. Ku lunaskan semua pesta ku ini. Dan mencuri-curi kesempatan untuk menjauh. *Teringat cerita tanteku, dengan isak tangis dan tubuh penuh luka dia mengadu tentang perlakuan suaminya yang kasar.

Kutarik nafas lega, menjauh dari mereka tanpa perlu diketahui. Yakinku. Segera ku gas motor matic ku pergi menjemput ruang sementara yang tadi kutitipkan pada angin.
Kembali  dalam rutinitas pekerjaan. Mulai ku setir kembali fokus di titik ini  menafikan penghancur pestaku.

BB ku bernyanyi, avril lavigne  - when you’re gone. Sms masuk, kubaca dengan malas : “ tadi gue liat lo. Awas lo kalo lo berani ngadu sama rana, gw bunuh lo !!!”
*Teng… Tante rana sering juga cerita, suaminya itu juga sering mengancam untuk membunuhnya.
 “huaaa psikopat gila!"

0
Share
Sumber Gambar :

Pada suatu pagi yang cerah dan juga gerah. Bagaimana tidak? keringat pak kumis bercucuran karena tunggang langgang dikejar-kejar anjing. Itu mah bukan gerah aja, tetapi juga dag dig dug der kali. Anjing mana pun akan melakukan hal yang sama jika melihat ada orang asing ngintip-ngintip gak jelas ke rumah majikannya. Kecuali anjingnya lagi tidur pules. Niat hati hendak melihat janda cantik apa daya anjing yang menggonggong. Pada akhirnya pun Pak kumis berhasil lolos dari kejaran anjing dan sampai dengan selamat sentosa plus basah di kantin sekolah. Pak kumis datang kepagian, memang diniatkan dari semalam untuk lewatin komplek demi melihat si janda cantik itu. Tetapi memang dasar Pak kumis sedang sial. 

Dan untuk melengkapi kesialannya pagi ini, berikut adalah kisahnya, jreng jreng; Lapak kantin pak kumis berantakan dan wow… ada segepok duit di pojokan, #ngarep.com. kalau judulnya satu lagi kesialan tentu bukan hal yang menggembirakan bukan. Yup terlihat tai kucing beserta kucingnya yang masang tampang innocent tampak lega sekali. Sepertinya si kucing baru saja melunaskan hajatnya. Kontan pak kumis marah-marah sambil menutup hidungnya yang dijangkit bau aroma terapi. “kucing sialan, gue kasih ke anjing lo… berak sembarangan di kantin orang, lo gak bisa baca apa tuh toilet di sebelah sono…” cerocos pak kumis penuh dengan amarah. Mungkin dalam hati si kucing bergumam “kalo gue bisa baca, gw udah jadi Kepala Sekolah kaliii”. 

Tanpa permisi lagi pak kumis langsung menyerok si kucing beserta pupnya ke kardus. Dibawanya ke lapak sebelah sambil celingukan melihat situasi. “hmm aman… nih tempat baru lo, gak usah mampir2 lagi ke tempat gue, daaah”. Pak kumis melambaikan tangan ala miss universe ke arah si kucing. Situasi sekolah mulai tampak ramai. Karyawan lapak kantin yang lain juga mulai berdatangan. Mulai dari bang jokir bagian minuman segar dan tawar, emak susi yang jadi jagoannya soto betawi, ya begitulah tulisan yang terpampang di gerobaknya, “EMAK SUSI JAGONYA SOTO BETAWI”. Terakhir Pak jenggot yang datang agak kesiangan dari biasanya. Pak jenggot menyapa semua karyawan kantin dengan senyuman khas Pak Jokowi. Senyuman saat menjadi pemenang pilkada DKI Jakarta tahun 2012 ini . Setiba di lapaknya, Pak jenggot disapa oleh aroma terapi yang pagi tadi hinggap di hidung Pak kumis. Pak kumis langsung nyeletuk “Tuh kucing emang gak punya otak, boker sembarangan. Sabar aja pak, siapa tahu tuh kucing membawa berkah”. Pak kumis tersenyum meledek. Pak jenggot yang tidak banyak bicara itu langsung membersihkan tempat dagangannya. Kini aroma terapi yang tidak sedap berubah menjadi lebih wangi karena Pak jenggot membersihkan semua media yang terjangkit dengan wewangian. Karyawan kantin lainnya sibuk dengan lapaknya masing-masing. 

“Chal Chaiyya Chaiyya Chaiyya Chaiyya … Chal Chaiyya Chaiyya Chaiyya Chaiyya …”. Ring tone bel sekolah pun berbunyi memecah kesunyian jagat raya. Bagaimana ceritanya sampai bunyi bel sekolah diganti dengan ring tone lagu sharuk khan ini pun masih menjadi misteri, halaaah jeritan tengah malam kali misteri, hiii... Berhembus kabar bahwa Ibu kepala sekolah yang baru diganti seminggu lalu ini sedang hamil dan ngidam lagu-lagu india. Sampai bel sekolah pun dia ganti dengan lagu india. Jiaaah, aca aca pek deee… peraturan ini bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu-gugat. Kaya juri Indonesian Idol aja waktu kasih hak veto. Banyak guru-guru yang awalnya protes tapi malah jadi keranjingan lagu india juga. Entah virus ngidam apa yang disebarkan Ibu Kepala yang satu ini. 

Sementara itu di kantin sekolah sudah penuh dengan anak-anak yang kelaparan. Tetapi banyak juga yang hanya nongkrong-nongkrong dengan cukup minum es buah bang jokir. Ada juga yang pasang muka galau sambil ccp (curi-curi pandang) ke emak susi. Berharap dapat soto gratis atau minimal bayar dp dulu 30%. Jadi kalau harga soto Rp. 5000,- bayarnya Rp. 1.500,- dulu, sisanya kalau inget. Hahaha kalah dah KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Aneh-aneh saja kelakuan anak-anak ABG ini. Tetapi ada yang lebih aneh lagi, sampai pak kumis sebentar-sebentar garuk-garuk kepala sebentar lagi kucek-kucek mata. Dia heran melihat lapak sebelahnya, yaitu lapak Pak Jenggot yang baru kali itu laris semanis itu. Pak jenggot hanya menjual makanan-makanan ringan, kue-kue kering dan basah yang ringan juga, bahkan minuman juga ringan. Pak kumis memperhatikan bahkan ada anak yang membeli chiki sampai 10 chiki dan itu berarti harganya Rp.10.000,-. Padahal kalau anak ini lapar bisa membeli ketopraknya yang hanya seharga Rp. 5000,- udah dijamin kenyang, paling tidak sampai dia pulang ke rumah nanti. 

30 menit berlalu, dan jam istirahat pun usai. “Apa sedang tren ya, Makan siang pake chiki atau kue lapis?”. Fikir pak kumis sambil memonyongkan bibirnya. Pak kumis pun iseng bertandang ke lapak Pak jenggot. “Wah wah laris manis nih pak, pake jurus apa?”. Pak jenggot hanya tersenyum sambil tetap mengelus-ngelus kucing yang tadi pagi memberikan aroma terapi itu. “Kucingnya disayang-sayang terus pak, awas nanti dikasih pup lagi loh pak” celetuk Pak kumis seperti cemburu karena Pak jenggot tidak terlalu menimpalinya malah merhatiin kucing terus. Pak kumis kembali ke lapaknya dengan lesu. 

Beberapa saat kemudian… 

Ibu kepala sekolah mendadak sidak ke kantin. Pak kumis berharap-harap cemas, berdoa dalam hati dengan khusuk se-khusuk-khusuknya sampai hampir mengeluarkan air mata #lebay.com. “Mudah-mudahan Ibu kepsek ngidam ketoprak, aamiin”. Namun harapan dan doanya tiba-tiba kandas seketika saat bu kepsek melewati gerobaknya. Tetapi tunggu dulu, Ibu Kepsek itu berhenti dan mendekati Pak jenggot yang dari tadi masih mengelus-ngelus kucing. Pak kumis semakin curiga dan bergumam “Masa iya sampai Ibu Kepsek ini ngidam chiki?”. Ternyata kecurigaannya pun tidak terbukti. Ibu kepsek tiba-tiba berteriak senang sambil langsung mengambil kucing yang berada di pangkuan Pak Jenggot. “akhirnya ketemu juga kamu tamagochi-ku sayang, muach, muach”. Diciuminya kucing yang ternyata diberi nama tamagochi oleh Ibu Kepsek ini. Ibu kepsek mengucapkan terima kasih kepada Pak jenggot dan sebagai ucapan terima kasihnya, semua dagangan Pak jenggot diborong tak bersisa. Pak Jenggot senang sekali karena dagangannya hari ini ludes, laris manis tanjung kimpul. Pak jenggot pun berterima kasih kepada Ibu Kepsek dan tamagochinya. 

Setelah Ibu kepsek berlalu dengan wajah sumringrah. Pak kumis kembali mendekati Pak jenggot. Kali ini bukan iseng, tetapi bingung. “Kenapa tadi Bapak berterima kasih juga kepada kucing itu?”. Pak jenggot pun hanya tersenyum. “jiaaah… capek deh paaak, dari tadi nanya cuma dikasih senyuman”. Pak jenggot kemudian mengeluarkan hp nya, “Kucing itu bukan kucing biasa, ini buktinya”. Pak jenggot memperlihatkan video yang membuat Pak kumis tercengang. “Tamagochi Ibu Kepsek goyang koplo…???” Pak kumis bertanya pada dirinya sendiri. “Iya, saya juga kaget. Tadi sewaktu jam istirahat dengan bel versi india itu berkumandang, kucing inipun bergoyang ria”. 

Belakangan baru diketahui kalau peliharaan Ibu Kepsek itu memang BUKAN TAMAGOCHI BIASA. Kucing itu dapat bergoyang koplo jika mendengar lagu chaiya chaiya. Pak kumis pun menyimpulkan sendiri bahwa kucing itu juga dapat memberikan keberuntungan seperti yang dialami Pak jenggot hari itu. Meski Pak Jenggot tidak berfikir demikian. Fikiran Pak Jenggot mah lempeng aja, namanya juga dagang, hari ini laris, besok belum tentu. Tapi pikiran Pak Kumis sungguh random. Tadinya sumpah serapah dilontarkan ke tamagochi Bu Kepsek itu, tetapi kali ini dia memuja-muja seperti layaknya artis bollywood.
0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah (Rumi) 
        hurryawilda [at] gmail [dot] com

Follow me

  • facebook
  • pinterest
  • twitter
  • instagram

Labels

Buku (6) FaMiLy (9) FiksiMini (16) Film (1) PuiSI (25) RanDoM (21) Review (8) Teater (2) TechnoExplorer (4)

Arsip Blog

  • ►  2024 (2)
    • September (2)
  • ►  2022 (1)
    • Januari (1)
  • ►  2021 (17)
    • Desember (11)
    • November (2)
    • Januari (4)
  • ►  2020 (5)
    • Oktober (1)
    • Agustus (1)
    • Februari (3)
  • ►  2016 (4)
    • Desember (1)
    • Agustus (2)
    • Maret (1)
  • ►  2015 (31)
    • Desember (1)
    • November (1)
    • Agustus (3)
    • Juli (4)
    • Juni (2)
    • Mei (3)
    • April (8)
    • Maret (8)
    • Februari (1)
  • ►  2014 (15)
    • September (1)
    • Juli (13)
    • Februari (1)
  • ▼  2013 (7)
    • Desember (1)
    • November (3)
    • Oktober (3)
  • ►  2012 (3)
    • Desember (3)
  • ►  2011 (2)
    • Juni (1)
    • Mei (1)

Popular Posts

  • Rumus Excel Tidak Sama Dengan Hasil Kalkulator
    Hi,  Kamu pernah pakai microsoft excel 2007? Pernah mengalami hal seperti saya? yaitu, hasil di rumus excel tidak sama dengan dengan hasil...
  • Balada Mata Minus-Silinder
    Berawal dari 2 bulan lalu saat mengganti kacamata minus (-2) saya dengan yang baru. Karena pandangan jauh juga sudah agak kurang nyaman, jad...
  • Melacak Keberadaan HP Android
    Kenapa HP Andro kita harus dilacak? Bisa jadi ketinggalan, ada yang ngumpetin, lupa naro dimana, dicopet, dirampok, dicuri (Mudah-mudahan ...
  • Kenang Bidari
      pic source   “Kriiikk… duk”, suara pintu terbuka dan tertutup kembali. Pak Umar yang sedang mengepel teras kelas kaget. Ia langsung...
  • The Proposal
    Sumber Gambar : Kata teman-teman saya, posisi saya dikantor sudah enak, sudah nyaman. Masa sih? kok saya tidak merasa begitu ya. ...
  • Sang Mantan
    sumber gambar Pesona kota yang dijuluki paris van java ini memang mampu memanjakan mataku namun hati ini tetap saja sama, hambar. Set...

Total Tayangan Halaman

FB Page

IG: @wildahurriya

Twitter

Tweets by hurriyawilda
Copyright © 2015 Wilda Hurriya

Created By ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates