Pada suatu pagi yang cerah dan juga gerah. Bagaimana tidak? keringat pak kumis bercucuran karena tunggang langgang dikejar-kejar anjing. Itu mah bukan gerah aja, tetapi juga dag dig dug der kali. Anjing mana pun akan melakukan hal yang sama jika melihat ada orang asing ngintip-ngintip gak jelas ke rumah majikannya. Kecuali anjingnya lagi tidur pules. Niat hati hendak melihat janda cantik apa daya anjing yang menggonggong. Pada akhirnya pun Pak kumis berhasil lolos dari kejaran anjing dan sampai dengan selamat sentosa plus basah di kantin sekolah. Pak kumis datang kepagian, memang diniatkan dari semalam untuk lewatin komplek demi melihat si janda cantik itu. Tetapi memang dasar Pak kumis sedang sial.
Dan untuk melengkapi kesialannya pagi ini, berikut adalah kisahnya, jreng jreng; Lapak kantin pak kumis berantakan dan wow… ada segepok duit di pojokan, #ngarep.com. kalau judulnya satu lagi kesialan tentu bukan hal yang menggembirakan bukan. Yup terlihat tai kucing beserta kucingnya yang masang tampang innocent tampak lega sekali. Sepertinya si kucing baru saja melunaskan hajatnya. Kontan pak kumis marah-marah sambil menutup hidungnya yang dijangkit bau aroma terapi. “kucing sialan, gue kasih ke anjing lo… berak sembarangan di kantin orang, lo gak bisa baca apa tuh toilet di sebelah sono…” cerocos pak kumis penuh dengan amarah. Mungkin dalam hati si kucing bergumam “kalo gue bisa baca, gw udah jadi Kepala Sekolah kaliii”.
Tanpa permisi lagi pak kumis langsung menyerok si kucing beserta pupnya ke kardus. Dibawanya ke lapak sebelah sambil celingukan melihat situasi. “hmm aman… nih tempat baru lo, gak usah mampir2 lagi ke tempat gue, daaah”. Pak kumis melambaikan tangan ala miss universe ke arah si kucing. Situasi sekolah mulai tampak ramai. Karyawan lapak kantin yang lain juga mulai berdatangan. Mulai dari bang jokir bagian minuman segar dan tawar, emak susi yang jadi jagoannya soto betawi, ya begitulah tulisan yang terpampang di gerobaknya, “EMAK SUSI JAGONYA SOTO BETAWI”. Terakhir Pak jenggot yang datang agak kesiangan dari biasanya. Pak jenggot menyapa semua karyawan kantin dengan senyuman khas Pak Jokowi. Senyuman saat menjadi pemenang pilkada DKI Jakarta tahun 2012 ini . Setiba di lapaknya, Pak jenggot disapa oleh aroma terapi yang pagi tadi hinggap di hidung Pak kumis. Pak kumis langsung nyeletuk “Tuh kucing emang gak punya otak, boker sembarangan. Sabar aja pak, siapa tahu tuh kucing membawa berkah”. Pak kumis tersenyum meledek. Pak jenggot yang tidak banyak bicara itu langsung membersihkan tempat dagangannya. Kini aroma terapi yang tidak sedap berubah menjadi lebih wangi karena Pak jenggot membersihkan semua media yang terjangkit dengan wewangian. Karyawan kantin lainnya sibuk dengan lapaknya masing-masing.
“Chal Chaiyya Chaiyya Chaiyya Chaiyya … Chal Chaiyya Chaiyya Chaiyya Chaiyya …”. Ring tone bel sekolah pun berbunyi memecah kesunyian jagat raya. Bagaimana ceritanya sampai bunyi bel sekolah diganti dengan ring tone lagu sharuk khan ini pun masih menjadi misteri, halaaah jeritan tengah malam kali misteri, hiii... Berhembus kabar bahwa Ibu kepala sekolah yang baru diganti seminggu lalu ini sedang hamil dan ngidam lagu-lagu india. Sampai bel sekolah pun dia ganti dengan lagu india. Jiaaah, aca aca pek deee… peraturan ini bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu-gugat. Kaya juri Indonesian Idol aja waktu kasih hak veto. Banyak guru-guru yang awalnya protes tapi malah jadi keranjingan lagu india juga. Entah virus ngidam apa yang disebarkan Ibu Kepala yang satu ini.
Sementara itu di kantin sekolah sudah penuh dengan anak-anak yang kelaparan. Tetapi banyak juga yang hanya nongkrong-nongkrong dengan cukup minum es buah bang jokir. Ada juga yang pasang muka galau sambil ccp (curi-curi pandang) ke emak susi. Berharap dapat soto gratis atau minimal bayar dp dulu 30%. Jadi kalau harga soto Rp. 5000,- bayarnya Rp. 1.500,- dulu, sisanya kalau inget. Hahaha kalah dah KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Aneh-aneh saja kelakuan anak-anak ABG ini. Tetapi ada yang lebih aneh lagi, sampai pak kumis sebentar-sebentar garuk-garuk kepala sebentar lagi kucek-kucek mata. Dia heran melihat lapak sebelahnya, yaitu lapak Pak Jenggot yang baru kali itu laris semanis itu. Pak jenggot hanya menjual makanan-makanan ringan, kue-kue kering dan basah yang ringan juga, bahkan minuman juga ringan. Pak kumis memperhatikan bahkan ada anak yang membeli chiki sampai 10 chiki dan itu berarti harganya Rp.10.000,-. Padahal kalau anak ini lapar bisa membeli ketopraknya yang hanya seharga Rp. 5000,- udah dijamin kenyang, paling tidak sampai dia pulang ke rumah nanti.
30 menit berlalu, dan jam istirahat pun usai. “Apa sedang tren ya, Makan siang pake chiki atau kue lapis?”. Fikir pak kumis sambil memonyongkan bibirnya. Pak kumis pun iseng bertandang ke lapak Pak jenggot. “Wah wah laris manis nih pak, pake jurus apa?”. Pak jenggot hanya tersenyum sambil tetap mengelus-ngelus kucing yang tadi pagi memberikan aroma terapi itu. “Kucingnya disayang-sayang terus pak, awas nanti dikasih pup lagi loh pak” celetuk Pak kumis seperti cemburu karena Pak jenggot tidak terlalu menimpalinya malah merhatiin kucing terus. Pak kumis kembali ke lapaknya dengan lesu.
Beberapa saat kemudian…
Ibu kepala sekolah mendadak sidak ke kantin. Pak kumis berharap-harap cemas, berdoa dalam hati dengan khusuk se-khusuk-khusuknya sampai hampir mengeluarkan air mata #lebay.com. “Mudah-mudahan Ibu kepsek ngidam ketoprak, aamiin”. Namun harapan dan doanya tiba-tiba kandas seketika saat bu kepsek melewati gerobaknya. Tetapi tunggu dulu, Ibu Kepsek itu berhenti dan mendekati Pak jenggot yang dari tadi masih mengelus-ngelus kucing. Pak kumis semakin curiga dan bergumam “Masa iya sampai Ibu Kepsek ini ngidam chiki?”. Ternyata kecurigaannya pun tidak terbukti. Ibu kepsek tiba-tiba berteriak senang sambil langsung mengambil kucing yang berada di pangkuan Pak Jenggot. “akhirnya ketemu juga kamu tamagochi-ku sayang, muach, muach”. Diciuminya kucing yang ternyata diberi nama tamagochi oleh Ibu Kepsek ini. Ibu kepsek mengucapkan terima kasih kepada Pak jenggot dan sebagai ucapan terima kasihnya, semua dagangan Pak jenggot diborong tak bersisa. Pak Jenggot senang sekali karena dagangannya hari ini ludes, laris manis tanjung kimpul. Pak jenggot pun berterima kasih kepada Ibu Kepsek dan tamagochinya.
Setelah Ibu kepsek berlalu dengan wajah sumringrah. Pak kumis kembali mendekati Pak jenggot. Kali ini bukan iseng, tetapi bingung. “Kenapa tadi Bapak berterima kasih juga kepada kucing itu?”. Pak jenggot pun hanya tersenyum. “jiaaah… capek deh paaak, dari tadi nanya cuma dikasih senyuman”. Pak jenggot kemudian mengeluarkan hp nya, “Kucing itu bukan kucing biasa, ini buktinya”. Pak jenggot memperlihatkan video yang membuat Pak kumis tercengang. “Tamagochi Ibu Kepsek goyang koplo…???” Pak kumis bertanya pada dirinya sendiri. “Iya, saya juga kaget. Tadi sewaktu jam istirahat dengan bel versi india itu berkumandang, kucing inipun bergoyang ria”.
Belakangan baru diketahui kalau peliharaan Ibu Kepsek itu memang BUKAN TAMAGOCHI BIASA. Kucing itu dapat bergoyang koplo jika mendengar lagu chaiya chaiya. Pak kumis pun menyimpulkan sendiri bahwa kucing itu juga dapat memberikan keberuntungan seperti yang dialami Pak jenggot hari itu. Meski Pak Jenggot tidak berfikir demikian. Fikiran Pak Jenggot mah lempeng aja, namanya juga dagang, hari ini laris, besok belum tentu. Tapi pikiran Pak Kumis sungguh random. Tadinya sumpah serapah dilontarkan ke tamagochi Bu Kepsek itu, tetapi kali ini dia memuja-muja seperti layaknya artis bollywood.