Wilda Hurriya
  • Home
  • Review
    • Buku
    • Film
    • Teater
  • Fiksi Mini
  • Puisi
  • Random
  • Family
  • Techno Explorer

 

(i)

malam ini, insomnia menarikku

ke ruang asing geometri

penuh corak warna, ribuan garis imajinasi

bersilangan membentuk cerita baru

kulihat ada satu titik, lebih pekat dari hitam

samar-samar siluet perempuan
menjelma ibu yang telah rebah abadi

kubiarkan masa remaja singgah

membawa lukisan beraroma melati

(ii)
hening ini memecah rindu

bercerai berai di pelataran ingatan

tersisa satu paling masygul
tentang senyum yang merekah di sepanjang kemarau

entah milik siapa

sungguh,
sunyi dapat menjadi riuh paling membunuh

adakah yang lebih merah dari darah?

orang-orang telah pulang, tak ada lagi lalu lalang

tinggallah aku dan sepotong doa

(iii)

kepada sketsa yang turut terjaga malam ini

sampaikan salam kepada sang perupa

jangan berhenti menerjemahkan kebenaran
meski redam di balik tembok kekuasaan

teruslah melahirkan anak-anak jiwa yang tulus dan berani

kanvasmu, menyerap segala kisah, tenggelam ke alam bawah sadar, mimpi,

serta pencarian jati diri 

lewat campuran warna di ujung kuas itu,
aku titip satu pertanyaan,
jika sunyi dapat dilukiskan, warna apa yang hendak kau pilih?

Wilda Hurriya
Jakarta, 20 Agustus 2024


0
Share
Halo teman-teman, sudah lama banget ya blog ini tidak aktif. Sekarang saya ingin mengaktifkan kembali blog ini dengan postingan pertama pasca hiatus, review buku berjudul Nunchi, yeaaay


Sebenarnya buku ini sudah selesai saya baca di akhir 2023. Tetapi baru saya tulis review ini pada momen bersejarah; usaha mengaktifkan blog pribadi setelah domain .com pun lenyap karena abai. Maaf... dan doakan semoga kali ini lebih konsisten.



Okay, langsung saja kita baca review singkat untuk buku Nunchi. 
The Power of Nunchi: the Korean Secret to Happiness and Success. buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dengan judul Nunchi: Seni membaca pikiran dan perasaan orang lain. ditambah sub judul: Rahasia hidup bahagia dan sukses orang korea. ditulis oleh Euny Hong. seorang keturunan korea yang lama tinggal di Amerika, saat usia 12 tahun dia kembali ke korea dan di masa itulah dia belajar budaya korea kemudian saat usia 19 tahun ia kembali ke amerika.

Nunchi berasal dari kata Noon yang artinya mata, chi yang artinya tilikan. Tilikan mata. Buku ini seakan memberikan stamp bahwa Negara korea yang pernah jadi negara miskin itu kemudian dapat bangkit, berkembang terus, akhirnya menjadi negara maju seperti yang kita tahu saat ini. Korea selatan yang tidak hanya unggul secara ekonomi tetapi juga dapat menggerakkan budaya sehingga menonjol secara global. Melalui musik, drama, kuliner, hingga produk skin care nya. Sub judul yang disebutkan dalam cover buku, bukankah sangat menggelitik dan bikin penasaran. Dan itulah alasan ketertarikan saya baca buku ini.

Selain itu, buku Nunchi ini salah satu buku yang pernah masuk ke referensi buku Grup Ruang Baca Genitri. dan waktu diskusi ada salah satu peserta menanyakan perihal kasus bunuh diri yang tinggi di korea. Kalau memang nunchi sebagus yang digambarkan di bukunya itu, kenapa tingkat bunuh diri di korea itu masih sangat tinggi. saat itu saya yang baru baca 1 bab hanya melihat bahwa nunchi tak sehebat itu dan bunuh diri memiliki masalah yang lebih kompleks yang tidak hanya bisa diredakan oleh nunchi yang saat itu saya pahami sebagai bentuk empati.

sambil berharap di bab selanjutnya saya akan menemukan bahasan tersebut. Namun, setelah selesai membaca, saya cukup kecewa karena hanya menemukan sekitar 1 halaman saja. di akhir halaman 237 lanjut ke 238  terkait nunchi dan depresi. di halaman tersebut disebutkan “Bahkan seorang yang berkencenderungan bunuh diri akan mengelak bila ada seorang yang mencoba meninju mukanya”  dan saran di buku ini jika kita berada pada kecemasan karena dinamika tidak sehat adalah menghindari hal-hal yang membuat kita cemas itu. di akhir halaman disebutkan kutipan meme yang populer di internet “ Bila Anda depresi, coba pastikan dulu apakah ada kemungkinan Anda dikelilingi oleh para bajingan”.

sesungguhnya, saya tidak menemukan hal baru dalam buku ini. Nunchi yang disampaikan sudah dilakukan banyak orang. karena nunchi itu sama dengan empati, feeling, naluri, insting, dan semacam itu. dan itu bukan hanya orang korea yang punya.

Euny Hong sih membedakan Nunchi dengan Empati. dia membuat tabel persamaan dan perbedaan. persamaannya hanya satu, yaitu sama-sama menanggung perasaan tidak nyaman dari seseorang.sedangkan perbedaannya ada beberapa

1. Nunchi: fokus dengan ruangan secara keseluruhan 
Empati: fokus dengan orangnya

2. Nunchi: terkadang diam adalah respon terbaik

Empati: bicara dengan orang tersebut biasanya tindakan yang diharapkan

3. Nunchi: mengamati sambil menjaga jarak

Empati: berusaha menyusup ke pikiran orang lain


4. Nunchi: tidak memiliki unsur moralitas

Empati: tindakan benar dari sudut pandang sosial dan religius


5. Nunchi: netral secara emosional dan gender
Empati: unsur emosi sangat kuat sehingga dapat dimanfaatkan orang lain. kerap dianggap  perilaku feminis

6. Nunchi: Kecepatan sangat penting

Empati: Kecepatan tidak berpengaruh


membaca tabel perbedaan tersebut saya agak bingung dengan point Nunchi tidak memiliki unsur moralitas. tapi karena tabel ini masih ada di ¼ buku saya coba lanjutkan mungkin ada halaman yang membahas lebih detail lagi. dan di halaman berapa gitu ya, ada bahasan tentang nunchi yang digunakan orang dalam hal kejahatan. nah mungkin disini perbedaan nunchi dengan empati. nunchi bisa dipakai semua orang termasuk untuk kebaikan atau kejahatan. hehe

harapan saya, nunchi yang disampaikan Euny Hong memiliki background budaya dari korea selatan yang jelas dan matang. tetapi semakin dibaca malah semakin mentah. contoh-contoh yang disampaikan untuk menjelaskan gambaran detail Nunchi itu justru diambil dari film atau novel barat, seperti star trek, pride and prejudice. ada lagi contoh tokoh-tokoh yang diklaim memiliki nunchi baik (tapi bukan asal korea) ada josef, bill gates, dan

ditambah dengan mini quizz yang juga tidak relate dengan orang-orang korea. semua contohnya adalah karangan. situasi kondisi yang diciptakan sendiri dan kita digiring untuk menilai mana yang nunchi dan yang bukan.

well, meskipun banyak sekali hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi, tidak sekeren judulnya. kita coba cari hal baik di buku ini.

Yang saya lihat, buku ini dapat menjadi reminder untuk kita agar selalu memiliki kesadaran situasional. Harus peka terhadap kondisi sekitar, mengingatkan kita untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. bahkan tahan dulu untuk bertanya, karena beberapa situasi memungkinkan akan memberikan kita jawaban dengan sendirinya tanpa kita tanyakan.

saya jadi teringat sewaktu sekolah, saya pernah mengikuti rapat kegiatan yang diadakan oleh Rohis dalam rangka menyambut hari besar islam dan organisasi tersebut mengadakan sebuah event. saya yang notabene anak baru yang datang sedikit terlambat pun memberikan saran untuk proposal sponsorshipnya agar font nya menggunakan font yang jelas agar enak dibaca oleh calon sponsor. font yang digunakan ini yang bentuknya tulisan sambung miring, seluruh text nya, dan saya yang melihat sangat tidak nyaman untuk dibaca. namun beberapa hal mulai terbuka setelah rapat selesai. para anggota tidak ada yang memberikan kritik dan saran karena mereka menyadari bahwa si pembuat proposal in adalah orang yang paling capek mengurus event, yang paling sibuk di antara semua. jadi apa pun yang ia kerjakan dihargai setinggi mungkin. 

nah, mungkin ini pentingnya nunchi. agar kita mengamati dengan seksama dalam waktu sesingkat-singkatnya. 

Baik, demikian review buku ala saya. Sampai ketemu di buku berikutnya



scores ⭐: 3/5




0
Share

https://pixabay.com/id/illustrations/bunga-tanaman-5339121/



Kicauan embun pagi si murai batu

Jernih tanpa serak amarah

tiada sesal dari hari yang usang


Langkahi subuh lewat celah zikir

membingkai doa berlapis moga 

awan membentuk senyum hari ini


Namun, meski akhirnya langit merindu suram
titipkan saja senyum di lorong gang masa itu

ada kenangan semanis gulali di sana

yang rasanya abadi sampai altar surga


Tak perlu resah dengan gerimis siang ini

karena bintang berjanji pada malam

meski ia tak bersinar di cakrawala

terangnya akan tersimpan dalam sanubari

kalbu yang berurat syukur pada Tuhan


Simpan keluhanmu di sangkar kayu itu

tempat murai mematuk serangga

dan terurai menjadi energi nyanyian baru esok pagi


Wilda Hurriya

Jakarta, 18 Januari 2022

 

0
Share


 

Jika usia senang mengulang tahunnya

maka duka layak dikenang dalam doa

kini kucoba berbincang pada masa lalu

yang kisahnya tertinggal di ujung teropong


Sahabatku, Venuzia

seorang yang mencintai astronomi

seperti bintang yang melekat pada namanya

yang selalu takjub pada kuasa Tuhan lewat antariksa


Katamu, pada desember awal atau akhir

langit akan tampak lebih indah untuk dinikmati

Bimasakti membentang dari timur laut ke barat daya

Purnama pun sedang sempurna meraja di singgasana


kamu menolak segala bentuk pengobatan 

membiarkan kanker darah menggerogoti tubuh

satu sesal yang tak lenyap dari hati 

aku tak memenuhi undanganmu melihat rasi bintang bersama


Dan pesan singkat menyapa fajar yang kelam

Katamu, saturnus tak terlihat di langit

kemungkinan ia ada di titik terjauh dari bumi


Dan pagi itu kamu pergi menyusul saturnus

Istirahat damai dalam pelukan galaksi


Wilda Hurriya

Bogor, 14 Desember 2021


0
Share

https://pixabay.com/id/photos/pernikahan-cincin-3538560/

Kapur warna warni menjadi mainan masa kecil
yang menuntun tanganku menggapai asa
menata alfabet ke dalam garis tipis buku tulis
tumbuh berkembang menjadi kata, kalimat, dan mendewasa bagai paragraf kehidupan

Lemari nenek pernah kujadikan papan tulis
ia mengomel sepanjang hari, bolak-balik geram 
di antara lemari baru dan spidol permanen
aku ketakutan dan kabur pulang ke rumah

waktu itu belum ada twitter atau kanal media
yang menampung aspirasi hingga tumpah luber
cuitan sederhana tentang musim yang kekeringan 
aku lepaskan ke dalam sisa kertas belakang buku

impian yang selalu bersembunyi di palung hati
tak bergerak meski poros waktu berputar puluhan tahun
mimpi itu tetap diam dan menunggu gejolak darah mendidih
menggebu bagai pasukan yang ingin menyerbu

Banyak lubang inspirasi kugali dan kutanami doa
menulis dengan cinta, menjadi penulis yang membawa pelita
menuntun insan yang kehausan ke telaga
agar dahaga mereda dan senyum merekah

Wilda Hurriya

Jakarta, 13 Desember 2021


0
Share

 

https://pixabay.com/id/photos/air-hijau-surga-air-terjun-stream-5264864/

Keindahan tersembunyi di balik pasak bumi
menawarkan kesegaran mata air sampai ke tulang
terjun cantik dari ketinggian dan bermuara pada cawan bebatuan
Airnya biru kehijauan dipeluk sinar matahari

Siapa gerangan yang tak terbuai
Tinggalkan penat di sudut kota yang ramai
Menjelajahi alam gunung pancar
yang memancarkan jelita dan molek alam

Sebelum aku melompat ke dalam air
rasanya ingin kubacakan sepenggal syair
agar ku tenggelam bersama puisi abadi 
bersama gemercik yang membelah kesunyian


Wilda Hurriya

Bogor, 12 Desember 2021

0
Share

https://pixabay.com/id/photos/lanskap-pohon-matahari-terbenam-559434/

Mengurai adegan perkenalan hujan, rindu
basuh seluruh wajah sendu
air mata lepas bersama tari. kehujanan
dingin memang, asal tak ketahuan
melati menyimpan tangis dalam pankreas yang berdarah
Tiap senja turun, melati berlatih tawa
menyambut  kekasih bertopeng kabut
Esok pagi ia akan tetap menyeduh kopi gayo
sambil pamit kepada koran dan murai

Wilda Hurriya Jakarta, 10 Desember 2021


0
Share

https://pixabay.com/id/photos/tetesan-salju-mekar-putih-kelompok-4862154/

Belum genap sehari, mataku mengenal senyummu
Ia sudah merajuk tak mau terpejam 
Padahal malam sudah larut ditelan purnama 

Belum genap sepekan, nalarku mencerna arti namamu 
Namun otakku terus saja kusut memutar-mutar imajimu 

Baiklah, sejenak aku masuki dulu inkubator rasa
Memerami rindu yang prematur
Agar ia lebih siap jika esok senyum itu menghilang 


Wilda Hurriya

Bogor, 9 Desember 2021


0
Share

 

https://pixabay.com/id/photos/langit-air-baru-di-luar-rumah-1450789/

Tak perlu mencari mutiara ke dasar laut
sesungguhnya ia ada di jemarimu

Kebahagiaan tidak berlari
tak perlu kau kejar
Kebahagiaan tidak jauh
tepat ada di hatimu

Selama kamu tulus pada dirimu
Sujud pada Tuhanmu
Mencintai alam dan mengasihi sesama
maka, nada yang keluar pada seruling harimu
adalah harmoni kebahagiaan
dimana tubuhmu akan menari
dan terhempas di padang ketenangan


Wilda Hurriya

Jakarta, 7 Desember 2021

0
Share

 

https://pixabay.com/id/photos/letusan-gunung-berapi-awan-abu-1867439/

Awal desember dua ribu dua satu
Gunung Semeru kembali menderu
Apakah mahameru marah atau sedang gelisah?
meratapi bumi yang semakin renta

Daun-daun tertunduk lesu
Mata air mulai berubah hawa
Binatang pun keluar dari hutan
Bukan alam tak memberikan tanda 
hanya terkadang manusia yang tak peka

Muntahan erupsi bergumpal-gumpal
membawa isyarat duka yang mendalam
Namun, ketika semua tampak menjadi kelabu
ternyata masih ada jingga yang menyatu

Sebuah warna indah di sudut rumah 
dua raga berpelukan saling mengasihi
raga yang telah mati namun tetap hidup
hidup, di hati para perindu surga
yang katanya berada di bawah telapak kaki Ibunda

Rumini, namamu melangit bersama doa
bakti dalam erupsi menggetarkan jiwa
dan untukku yang sedang terduduk di sini
sebuah tanya bergelantung di ujung hati
Jika itu aku, apakah aku tetap tinggal di sisi Ibu dan mati
atau berlari jauh mencari harapan untuk hidup?

Wilda Hurriya
Jakarta, 8 Desember 2021
0
Share
Postingan Lama Beranda

About Me

Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah (Rumi) 
        hurryawilda [at] gmail [dot] com

Follow me

  • facebook
  • pinterest
  • twitter
  • instagram

Labels

Buku (6) FaMiLy (9) FiksiMini (16) Film (1) PuiSI (25) RanDoM (21) Review (8) Teater (2) TechnoExplorer (4)

Arsip Blog

  • ▼  2024 (2)
    • September (2)
  • ►  2022 (1)
    • Januari (1)
  • ►  2021 (17)
    • Desember (11)
    • November (2)
    • Januari (4)
  • ►  2020 (5)
    • Oktober (1)
    • Agustus (1)
    • Februari (3)
  • ►  2016 (4)
    • Desember (1)
    • Agustus (2)
    • Maret (1)
  • ►  2015 (31)
    • Desember (1)
    • November (1)
    • Agustus (3)
    • Juli (4)
    • Juni (2)
    • Mei (3)
    • April (8)
    • Maret (8)
    • Februari (1)
  • ►  2014 (15)
    • September (1)
    • Juli (13)
    • Februari (1)
  • ►  2013 (7)
    • Desember (1)
    • November (3)
    • Oktober (3)
  • ►  2012 (3)
    • Desember (3)
  • ►  2011 (2)
    • Juni (1)
    • Mei (1)

Popular Posts

  • Rumus Excel Tidak Sama Dengan Hasil Kalkulator
    Hi,  Kamu pernah pakai microsoft excel 2007? Pernah mengalami hal seperti saya? yaitu, hasil di rumus excel tidak sama dengan dengan hasil...
  • Balada Mata Minus-Silinder
    Berawal dari 2 bulan lalu saat mengganti kacamata minus (-2) saya dengan yang baru. Karena pandangan jauh juga sudah agak kurang nyaman, jad...
  • Melacak Keberadaan HP Android
    Kenapa HP Andro kita harus dilacak? Bisa jadi ketinggalan, ada yang ngumpetin, lupa naro dimana, dicopet, dirampok, dicuri (Mudah-mudahan ...
  • Kenang Bidari
      pic source   “Kriiikk… duk”, suara pintu terbuka dan tertutup kembali. Pak Umar yang sedang mengepel teras kelas kaget. Ia langsung...
  • The Proposal
    Sumber Gambar : Kata teman-teman saya, posisi saya dikantor sudah enak, sudah nyaman. Masa sih? kok saya tidak merasa begitu ya. ...
  • Sang Mantan
    sumber gambar Pesona kota yang dijuluki paris van java ini memang mampu memanjakan mataku namun hati ini tetap saja sama, hambar. Set...

Total Tayangan Halaman

FB Page

IG: @wildahurriya

Twitter

Tweets by hurriyawilda
Copyright © 2015 Wilda Hurriya

Created By ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates