Petikan judul dalam catatan ini diambil dari
ranting2 puisi yang aku tulis pada tahun 2006. Puisi utuhnya aku simpan di file
organizer yang kemarin aku baca-baca guna memecahkan rindu. dan belajar dari
pelajaran masa lalu yang aku sebut sebagai jejak berlengan, masa lalu jangan
dilupakan tapi dipelajari! kini aku sedang belajar:)
Puisi ini lahir dengan sebuah gambaran tentang
misteri kehidupan yakni kelahiran dan kematian. yang telah dijamin
kerahasiaannya. nobody knows, when her/his time?
seperti,
nenekku...
kain kafan itu memeluk erat jasad nenekku. hari
itu, sabtu 22 juli 2006, kakak sepupuku yang pertama kali menyadari kepergian
nenek yang begitu sunyi. nenek tenggelam dalam tidur yang panjang padahal
dengan niat tidur istirahatnya kala sakit. perutnya tidak lagi naik turun oleh
sirkulasi udara. semua terhenti, untuk sebuah kehidupan yang fana. dan semua
dimulai, untuk kehidupan abadi. Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun.. semua
memang milikNya dan akan kembali padaNya.
adikku...
darah itu milik ibu dan adikku. ibuku melahirkan
bayi perempuan cantik nan mungil, dia adik kecilku, terpaut 19 tahun dariku.
lahir tepat 3 hari setelah nenekku meninggal, 25 juli 2009. proses kelahiran
yang begitu ... subhanallah, aku tak mampu menafsirkannnya lewat kata.
perjuangan ibu yang, cukuplah bagi kita perjuangan ini sebagai alasan mengapa
kita harus senantiasa menghormati, mentaati, menyayangi, berbakti pada sang
bunga hati itu, ibu. darah yang begitu banyak keluar dalam proses ini, sakit
yang begitu... oh sekali lagi aku tak bisa menafsirkan lewat makna.
Qadarallah... adik kecilku lahir dengan selamat begitu juga ibu, senyum pun
terlukis pada jendela hati rumah kami. kehadiran keluarga baru,... setelah
kehilangan anggota keluarga lain.
dan pada waktunya kelak, aku, kamu, kita akan
merasakan semua. dan barulah mungkin dapat aku tafsirkan lewat kata atas makna
semua ini. kini aku masih harus terus belajar, belajar, dan belajar. belajar
dari sekolah kehidupan.
selamat belajar!